Badai pengunduran diri menerpa NASA. Lebih dari 2.000 staf senior, termasuk insinyur, ilmuwan, dan manajer proyek, dilaporkan akan meninggalkan lembaga antariksa tersebut dalam waktu dekat. Kepergian massal ini terjadi di tengah rencana pemotongan anggaran besar-besaran oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, yang berpotensi melumpuhkan proyek-proyek strategis NASA.
Angka pengunduran diri yang mencapai 2.145 orang ini disampaikan oleh laporan eksklusif Politico. Mereka merupakan aset berharga NASA yang memegang peranan vital di berbagai divisi utama.
Kehilangan Talenta Unggulan NASA
Mayoritas staf yang mengundurkan diri berasal dari divisi riset sains dan eksplorasi manusia. Kehilangan mereka akan berdampak signifikan pada keberlangsungan berbagai program ambisius NASA.
Kepergian para ahli ini bukan hanya kehilangan tenaga kerja biasa, tetapi juga hilangnya pengetahuan dan keahlian yang telah terakumulasi selama bertahun-tahun. Hal ini mengancam keberhasilan proyek-proyek jangka panjang.
Dampak pada Proyek Strategis
Program misi ke Bulan dan Mars, serta pembangunan stasiun orbit bulan “Gateway,” terancam mengalami keterlambatan bahkan kegagalan. Proses transfer pengetahuan antar generasi juga terganggu karena hilangnya para senior.
Kehilangan para ilmuwan dan insinyur berpengalaman ini akan berdampak pada kualitas dan kesiapan NASA untuk melanjutkan eksplorasi ruang angkasa. Pekerjaan riset dan pengembangan teknologi pun terhambat.
Pusat Operasi NASA Terdampak Signifikan
Pengunduran diri massal terjadi di berbagai pusat operasi NASA, termasuk Kennedy Space Center dan Johnson Space Center. Kedua pusat ini memiliki peran krusial dalam menjalankan misi NASA.
Kennedy Space Center bertanggung jawab atas peluncuran roket, sementara Johnson Space Center menjadi pusat kendali misi luar angkasa berawak. Pengurangan staf di pusat-pusat ini berpotensi mengganggu operasional.
Jumlah staf yang mundur dari Kennedy Space Center mencapai 311 orang dan 366 orang dari Johnson Space Center. Ini adalah jumlah yang cukup besar dan berpotensi menimbulkan masalah operasional.
Tantangan Persaingan dan Masa Depan NASA
Para mantan pegawai NASA yang memiliki keahlian tinggi kemungkinan besar akan mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan swasta seperti SpaceX dan Blue Origin. Persaingan antar perusahaan swasta di sektor antariksa juga semakin ketat.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemampuan NASA bersaing. Kehilangan SDM terbaiknya akibat pemotongan anggaran dan ketidakpastian bisa mengancam posisi NASA sebagai pemimpin eksplorasi ruang angkasa.
Misi pendaratan di Bulan pada 2026 dan proyek Gateway kini terancam. Kehilangan ribuan tenaga ahli ini akan memperlambat kemajuan NASA secara keseluruhan.
Peran Kongres AS
Meskipun situasi sudah memprihatinkan, anggaran NASA masih bisa berubah. Anggaran yang diusulkan masih harus mendapat persetujuan dari Kongres AS.
Jika Kongres menyetujui pemotongan anggaran sebesar USD 6 miliar, ini akan menjadi salah satu pemotongan terbesar dalam sejarah modern NASA. Namun, dampak pengunduran diri staf senior sulit untuk dihindari sepenuhnya.
Kehilangan lebih dari 2.000 staf senior NASA merupakan pukulan telak bagi lembaga tersebut. Meskipun Kongres masih bisa mengubah situasi, dampak hilangnya keahlian dan pengalaman para ahli ini akan terasa dalam waktu yang cukup lama. Masa depan eksplorasi ruang angkasa oleh NASA kini berada di ujung tanduk.