215 Narapidana Sumsel Raih Kesempatan Pendidikan, Sekolah Kejar Paket

Redaksi

215 Narapidana Sumsel Raih Kesempatan Pendidikan, Sekolah Kejar Paket
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan, pendidikan tetap menjadi kunci utama untuk meraih masa depan yang lebih baik. Hal ini berlaku bagi semua orang, termasuk mereka yang tengah menjalani masa pembinaan di lembaga pemasyarakatan. Di Sumatera Selatan, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) telah menjalankan program yang patut diapresiasi: memberikan kesempatan pendidikan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) melalui program sekolah kejar paket.

Program ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menjamin hak pendidikan bagi setiap warga negara, sesuai amanat UUD 1945. Lebih dari sekadar memberikan ijazah, program ini bertujuan untuk memberdayakan WBP dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih produktif.

Sekolah Kejar Paket: Jalan Menuju Masa Depan yang Lebih Baik bagi WBP Sumsel

Sebanyak 215 WBP di tujuh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Rumah Tahanan Negara (Rutan), dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) di Sumatera Selatan kini tengah mengikuti program sekolah kejar paket. Program ini memberikan kesempatan bagi mereka yang belum menyelesaikan pendidikan formal untuk mendapatkan ijazah setara pendidikan formal.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sumsel, Ilham Djaya, menekankan pentingnya program ini dalam rangka pembinaan dan pemberdayaan WBP. Pendidikan, menurutnya, adalah investasi terbaik untuk masa depan, baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.

Pelaksanaan Program di Berbagai Lembaga Pemasyarakatan

Program sekolah kejar paket ini tersebar di berbagai lembaga pemasyarakatan di Sumsel. Beberapa lembaga yang menyelenggarakan program ini antara lain Lapas Banyuasin (31 WBP), Lapas Kelas IIB Sekayu, dan Lapas Kelas IIA Lubuklinggau (25 WBP).

Lapas Kelas IIA Tanjung Raja menampung peserta terbanyak, yaitu 60 WBP. Sementara itu, Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti diikuti 21 WBP, dan Lapas Narkotika Kelas IIB Banyuasin diikuti 29 WBP. Selain itu, terdapat 9 Anak Didik Pemasyarakatan (ADP) di LPKA Kelas I Palembang yang juga berpartisipasi dalam program ini.

Kolaborasi dan Kesetaraan Pendidikan

Pengajar dalam program ini didatangkan langsung dari Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota setempat. Hal ini menjamin kualitas pendidikan yang setara dengan pendidikan formal.

Proses belajar mengajar dilakukan tiga kali dalam seminggu, yaitu Senin hingga Rabu. Materi pembelajaran yang diberikan pun sama dengan materi yang diajarkan di sekolah formal.

Kakanwil Ilham Djaya menegaskan bahwa ijazah yang diperoleh dari program ini diakui keabsahannya. Ini memberikan kesempatan yang lebih besar bagi para WBP untuk mendapatkan pekerjaan setelah menjalani masa pembinaan.

Dengan adanya program ini, WBP memiliki peluang yang lebih besar untuk memperbaiki diri dan membangun masa depan yang lebih cerah setelah bebas. Keterampilan dan kualifikasi pendidikan yang meningkat akan meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Program sekolah kejar paket di Sumsel tidak hanya memberikan kesempatan pendidikan, namun juga harapan baru bagi para WBP untuk berkontribusi positif bagi masyarakat setelah mereka kembali ke kehidupan bebas. Ini menunjukkan komitmen nyata dalam upaya rehabilitasi dan reintegrasi sosial para WBP.

Ke depannya, diharapkan program ini dapat terus dikembangkan dan diperluas jangkauannya, sehingga lebih banyak WBP yang dapat merasakan manfaatnya. Pemberian kesempatan pendidikan yang setara merupakan investasi berharga bagi pembangunan sumber daya manusia yang lebih berkualitas dan berdaya saing.

Also Read

Tags

Topreneur