Rutan Kelas I Palembang menggelar wisuda bagi santri Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) pada Kamis, 6 Juni 2024. Acara yang bertajuk “Membumikan Alquran dan Melangitkan Manusia” ini menandai kelulusan 23 santri setelah menempuh pendidikan selama satu tahun penuh. Prestasi ini merupakan bukti nyata program pembinaan keagamaan di lembaga pemasyarakatan mampu mencetak pribadi yang lebih baik.
Wisuda Santri WBP Rutan Kelas I Palembang: 23 Santri Lulus Program Pembinaan Keagamaan
Sebanyak 23 dari 54 santri WBP Rutan Kelas I Palembang dinyatakan lulus. Kepala Rutan Kelas I Palembang, David Rosehan, menyampaikan selamat kepada para wisudawan.
Program pembinaan ini merupakan bagian dari program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk menghapus buta huruf di kalangan WBP. Hal ini juga sejalan dengan upaya pembinaan karakter dan perubahan perilaku yang positif.
David Rosehan menekankan pentingnya perubahan perilaku dan kepatuhan terhadap peraturan sebagai syarat kelulusan. Nilai ujian evaluasi juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan kelulusan para santri.
Syarat Kelulusan dan Apresiasi atas Program Pembinaan
Kriteria kelulusan menekankan pada tiga aspek utama: perubahan perilaku yang signifikan, kepatuhan terhadap peraturan Rutan, dan pencapaian nilai ujian yang memenuhi standar. Ini menunjukkan komitmen Rutan dalam menciptakan lingkungan pembinaan yang efektif.
Pihak Rutan juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam program ini. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi WBP lain untuk berbenah dan meraih masa depan yang lebih baik.
David Rosehan menyampaikan rasa terima kasih kepada para pengajar dan semua pihak yang telah mendukung program ini. Ia berharap wisuda ini menjadi motivasi bagi para santri untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
Dukungan dari Kanwil Kemenkumham Sumsel dan Harapan untuk Masa Depan
Pelaksana Harian (Plh.) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Selatan, Rahmi Widhiyanti, memberikan apresiasi tinggi atas kerja keras dan dedikasi para santri. Beliau menekankan bahwa program ini membuktikan potensi positif yang dimiliki setiap WBP untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik.
Rahmi Widhiyanti berharap para santri dapat kembali ke masyarakat dengan percaya diri dan bekal keterampilan yang telah diperoleh selama mengikuti program pembinaan. Hal ini diharapkan dapat berkontribusi pada kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Dampak Positif Program Pembinaan Keagamaan
Program pembinaan keagamaan di Rutan Kelas I Palembang telah berhasil mencetak 23 santri lulusan yang siap kembali ke masyarakat. Hal ini menunjukkan keberhasilan program dalam membentuk karakter dan memberikan keterampilan hidup.
Selain peningkatan pemahaman agama, program ini juga memberikan dampak positif dalam hal perubahan perilaku, kepatuhan terhadap peraturan, dan peningkatan rasa percaya diri para santri.
- Peningkatan pemahaman keagamaan melalui pembelajaran Al-Quran.
- Perubahan perilaku yang lebih positif dan taat pada aturan.
- Peningkatan keterampilan hidup dan rasa percaya diri.
- Kesempatan untuk berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas.
Program ini tidak hanya fokus pada aspek keagamaan, tetapi juga pada pengembangan keterampilan hidup yang dibutuhkan untuk dapat bersosialisasi dengan baik di masyarakat. Hal ini penting untuk mengurangi risiko residivis.
Secara keseluruhan, wisuda santri WBP Rutan Kelas I Palembang ini menjadi bukti nyata bahwa pembinaan keagamaan di lembaga pemasyarakatan memiliki peran penting dalam membentuk pribadi yang lebih baik dan mempersiapkan mereka untuk kembali ke kehidupan masyarakat. Semoga keberhasilan ini dapat menginspirasi program pembinaan serupa di lembaga pemasyarakatan lain di Indonesia. Keberhasilan program ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih humanis dan efektif.







