Drama lima babak tersaji di final Roland Garros 2024. Carlos Alcaraz, petenis muda berbakat asal Spanyol, berhasil meraih gelar Grand Slam kelimanya setelah melewati pertarungan epik selama lima jam 29 menit melawan Jannik Sinner dari Italia. Kemenangan dramatis ini diraih Alcaraz dengan skor 4-6, 6-7(4), 6-4, 7-6(3), 7-6(10-2), menandai dirinya sebagai salah satu petenis paling tangguh di era modern.
Pertandingan ini bukan hanya mencetak rekor sebagai final Roland Garros terpanjang sepanjang sejarah, tetapi juga mengukir momen-momen menegangkan yang membuat penonton terpaku di tepi kursi. Alcaraz menunjukkan mental baja dan kemampuannya untuk bangkit dari keterpurukan, mengalahkan Sinner dalam pertarungan sengit yang penuh dengan pukulan-pukulan brilian dan strategi cerdik.
Pertempuran Gigantes di Lapangan Philippe-Chatrier
Alcaraz dan Sinner, yang pertama kali bertemu di ATP Masters 1000 Paris 2021, menampilkan pertarungan kelas dunia. Kedua petenis menampilkan permainan terbaik mereka, saling bertukar pukulan memukau dan taktik brilian.
Ketegangan mencapai puncaknya di set keempat dan kelima. Alcaraz tertinggal 3-5 dan 0-40 di set keempat, berada di ambang kekalahan. Namun, dengan semangat juang yang luar biasa, ia berhasil menyelamatkan tiga match point dan membalikkan keadaan dengan mematahkan servis Sinner.
Di set penentu, drama berlanjut. Alcaraz gagal memanfaatkan peluang kemenangan di kedudukan 5-4, namun kembali fokus untuk menghadapi *tie-break*. Dalam momen penentuan, ia menampilkan permainan terbaiknya, mencetak empat *winner* dan mengamankan gelar juara.
Mental Baja dan Kehebatan Alcaraz
Kemenangan Alcaraz ini mengukuhkannya sebagai petenis kesembilan dalam era Open yang mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal dua set di final Grand Slam.
Ia menunjukkan mentalitas juara yang luar biasa, mampu mengatasi tekanan luar biasa di lapangan Philippe-Chatrier yang penuh sesak. Keberanian dan keuletannya menjadi kunci kemenangan dramatis ini.
Usai pertandingan, Alcaraz menyampaikan rasa syukur kepada tim dan keluarga yang selalu mendukungnya. Ia juga mengapresiasi dukungan dari para penggemar di stadion dan di seluruh dunia.
Rekor dan Legenda Baru Terukir
Dengan kemenangan ini, Alcaraz memperpanjang rekornya menjadi 13-1 di set kelima dan 5-0 di final Grand Slam. Ia juga mengalahkan Sinner dalam rekor head-to-head, menjadi 8-4.
Lebih dari itu, ia menjadi petenis putra termuda ketiga dalam sejarah yang memenangi lima gelar Grand Slam, hanya di bawah Bjorn Borg dan Rafael Nadal. Prestasi ini semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu petenis muda paling berbakat dan berpotensi menjadi legenda tenis.
Sinner, meski kalah, tetap menunjukkan sportivitas yang tinggi. Ia mengucapkan selamat kepada Alcaraz dan mengakui kehebatan permainan lawannya. Meskipun kekecewaan terlihat jelas, ia tetap bangga dengan performa yang telah ditunjukkan.
Kemenangan Alcaraz di Roland Garros 2024 akan dikenang sebagai salah satu final Grand Slam paling menegangkan dan dramatis sepanjang sejarah. Ia membuktikan bahwa dengan kemampuan, mental baja, dan dukungan yang kuat, kemenangan besar bisa diraih bahkan dari situasi yang paling sulit sekalipun.