Taman Literasi Martha Christina Tiahahu di Blok M, Jakarta Selatan, tengah menjalani uji coba operasional selama 24 jam penuh. Pengunjung dapat menikmati suasana taman yang asri dan modern, bahkan hingga larut malam. Namun, di balik keindahannya, terdapat beberapa catatan penting terkait keamanan, pengawasan, dan kenyamanan pengunjung.
Pada suatu malam, Liputan6.com mengunjungi taman ini untuk mengamati kondisi di malam hari. Lampu-lampu kota berpadu dengan penerangan taman, menciptakan suasana yang cukup nyaman meskipun belum merata di seluruh area.
Suasana dan Keamanan Taman Literasi di Malam Hari
Hamparan rumput hijau dan pepohonan yang tertata rapi menyambut pengunjung. Area bermain masih dapat digunakan, dan beberapa pengunjung tampak bersantai, bercengkrama, bahkan menikmati makanan dari tenant yang masih beroperasi hingga pukul 22.30 WIB.
Hanya satu petugas keamanan yang berjaga pada malam itu. Edris, petugas keamanan yang telah bertugas selama sepuluh bulan, berpatroli secara mobile setiap satu hingga dua jam sekali.
Tugas Edris meliputi pengamanan tenant, pengawasan fasilitas, dan penegakan aturan. Namun, luasnya area taman dan keterbatasan personel menjadi tantangan utama dalam pengawasan optimal.
Sistem kerja keamanan Taman Literasi Martha Christina Tiahahu terbagi dalam dua shift. Shift pagi beroperasi dari pukul 07.00 hingga 19.00 WIB, sementara shift malam dari pukul 19.00 hingga 07.00 WIB.
Edris mengakui bahwa satu petugas keamanan tidaklah cukup untuk mengawasi seluruh area taman. Patroli mobile menjadi strategi utama dalam mengatasi keterbatasan personel.
Pengawasan dan Penegakan Aturan
Meskipun terdapat CCTV, pengawasan langsung dari petugas keamanan tetap diperlukan. Edris seringkali menegur pasangan muda-mudi yang melanggar aturan di dalam taman.
Petugas Satpol PP dan Dinas Pertamanan lebih sering terlihat berpatroli di siang hari. Pengawasan di malam hari, terutama setelah tengah malam, cenderung minim.
Papan larangan merokok terpasang jelas, namun masih banyak pengunjung yang mengabaikannya. Pengunjung terlihat merokok di sekitar area bundaran meskipun larangan sudah tertera.
Tanggapan Pengunjung Terhadap Operasional 24 Jam
Kebijakan operasional 24 jam ini mendapat sambutan beragam dari pengunjung. Beberapa pengunjung, seperti Rizky dari Jakarta Utara dan Husein dari Depok, menyambut baik inisiatif tersebut.
Namun, Husein menyarankan agar jumlah petugas keamanan ditambah. Hal ini untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung tetap terjaga.
Ray, pengunjung dari Jakarta Barat, mengatakan bahwa suasana malam di taman lebih nyaman baginya. Ia lebih menyukai suasana yang lebih tenang dan sepi.
Ray juga memberi masukan terkait penerangan taman. Ia menilai bahwa penerangan di beberapa area masih kurang memadai.
Hafifah, warga Tanah Abang, juga mengapresiasi kebijakan operasional 24 jam. Namun, ia menyarankan agar jumlah tempat duduk di taman ditambah.
Secara keseluruhan, uji coba operasional 24 jam di Taman Literasi Martha Christina Tiahahu mendapat tanggapan positif dari sebagian besar pengunjung. Namun, perlu adanya peningkatan dalam hal keamanan, pengawasan, dan fasilitas pendukung seperti pencahayaan dan tempat duduk.
Ke depannya, perlu evaluasi menyeluruh untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung tetap terjaga. Peningkatan jumlah personel keamanan dan optimalisasi pencahayaan menjadi hal yang krusial untuk diperhatikan.