Liburan panjang, terutama setelah momen besar seperti Idul Fitri, memang memberikan kebahagiaan dan kesegaran. Namun, transisi kembali ke rutinitas seringkali diiringi perasaan malas, kurang bersemangat, bahkan stres. Kondisi ini, yang dikenal sebagai *post-holiday blues*, merupakan fenomena psikologis yang umum terjadi. Psikolog klinis dewasa, Teresa Indira Andani, M.Psi., Psikolog, menjelaskan bahwa ini merupakan respons yang wajar.
Peralihan drastis dari suasana liburan yang santai dan bebas ke rutinitas yang penuh tanggung jawab menjadi faktor utama pemicunya. Ekspektasi tinggi selama liburan, baik karena perjalanan atau momen berkumpul keluarga, menciptakan kesenjangan emosional setelahnya. Rasa kosong dan kehilangan pun kerap muncul.
Memahami Tanda-tanda Post Holiday Blues
Post-holiday blues lebih dari sekadar rasa malas biasa. Ia merupakan respons psikologis terhadap perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Gejalanya beragam, dan penting untuk waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin mengindikasikan kondisi ini. Pengenalan dini sangat krusial untuk mencegah perkembangan menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius.
Kesulitan Konsentrasi Berkepanjangan
Setelah liburan, banyak yang mengalami kesulitan kembali fokus. Jika kesulitan ini berlanjut dalam waktu lama, ini bisa menjadi pertanda post-holiday blues. Bukan hanya malas, tapi kesulitan berfokus bisa mengganggu produktivitas, kualitas belajar, bahkan hubungan sosial.
Pikiran mudah teralihkan. Sulit mengerjakan tugas penting. Rasa kewalahan sering muncul. Kelelahan mental, kecemasan, atau perubahan suasana hati bisa menyertainya.
Perasaan Cemas atau Sedih yang Membandel
Perasaan cemas atau sedih pasca liburan yang tak kunjung hilang, bahkan setelah beberapa hari, perlu diwaspadai. Perbedaan antara suasana liburan dan rutinitas kerja/sekolah menjadi pemicu utama. Kelelahan fisik, perbedaan zona waktu, dan tumpukan pekerjaan memperparah kondisi.
Jika perasaan ini berlangsung lebih dari dua minggu, mengganggu aktivitas sehari-hari, dan membuat Anda sulit beraktivitas, segera konsultasikan dengan psikolog atau profesional kesehatan mental.
Gangguan Tidur dan Perubahan Pola Makan Ekstrem
Tubuh dan pikiran memerlukan penyesuaian saat kembali ke rutinitas. Perubahan pola tidur, baik insomnia maupun tidur berlebihan, serta perubahan pola makan ekstrem (kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan) merupakan indikasi post-holiday blues.
Perubahan ini memicu stres dan ketidakseimbangan hormon. Jika berlangsung lebih dari dua minggu dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan dengan ahlinya.
Kehilangan Minat dalam Aktivitas Sehari-hari (Anhedonia)
Kehilangan minat dalam aktivitas yang biasa dinikmati, atau anhedonia, merupakan tanda gangguan emosional. Ini bukan sekadar rasa bosan, melainkan penurunan drastis motivasi dan kesenangan. Anhedonia seringkali dikaitkan dengan depresi atau gangguan kecemasan.
Gejalanya bervariasi, mulai dari kehilangan minat hobi hingga kesulitan merasakan emosi positif. Jika berlangsung lama dan mengganggu aktivitas, konsultasikan dengan profesional.
Tips Mengatasi Post Holiday Blues
Mengatasi post-holiday blues membutuhkan strategi yang tepat. Memulai kembali rutinitas secara bertahap, menjaga pola makan dan tidur yang sehat, dan menjaga kesehatan mental merupakan hal-hal penting yang perlu diperhatikan.
Kembali ke Rutinitas Secara Bertahap
Jangan langsung memaksakan diri kembali ke rutinitas padat. Identifikasi prioritas dan fokus pada tugas mendesak. Buat rencana realistis dengan waktu istirahat dan relaksasi. Perhatikan pola makan dan tidur yang cukup.
Jaga Pola Makan dan Tidur
Pola makan dan tidur yang teratur sangat penting. Konsumsi makanan bergizi seimbang, batasi makanan olahan, gula, dan kafein. Tidur cukup (7-8 jam) untuk memulihkan diri.
Berbagi Cerita Liburan
Berbagi cerita liburan membantu memproses emosi dan memperpanjang perasaan positif. Ceritakan pengalaman, baik lisan maupun tulisan, untuk memicu pelepasan endorfin dan mempererat hubungan. Refleksi atas pengalaman liburan juga bermanfaat.
Rencanakan Kegiatan Menyenangkan
Rencanakan kegiatan menyenangkan untuk diantisipasi. Kegiatan kecil seperti makan malam bersama teman atau mengunjungi taman bisa meningkatkan motivasi dan semangat. Jaga keseimbangan antara tanggung jawab dan waktu untuk diri sendiri. Olahraga ringan juga sangat disarankan.
Olahraga Ringan
Olahraga ringan melepaskan endorfin, meningkatkan suasana hati, dan mengurangi stres. Lakukan minimal 30 menit setiap hari. Pilih olahraga yang Anda nikmati.
Hindari Kafein dan Alkohol Berlebihan
Kafein dan alkohol mengganggu keseimbangan kimia otak dan memperburuk gejala. Pilih minuman yang menenangkan seperti teh herbal atau air putih.
Fokus pada Hal-Hal Positif
Fokus pada hal-hal positif selama liburan dan rasa syukur dalam hidup. Ciptakan kembali suasana liburan di rumah. Jaga komunikasi dengan orang-orang yang ditemui selama liburan.
Jalin Komunikasi dengan Orang Terdekat
Berbagi cerita dan perasaan dengan orang terdekat menciptakan ruang aman dan dukungan emosional. Mendengarkan pengalaman orang lain juga bermanfaat.
Cari Bantuan Profesional
Jika gejala berlanjut lebih dari dua minggu, segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater. Terapi dapat membantu memahami perasaan dan mengembangkan strategi koping yang efektif.
Post-holiday blues merupakan kondisi yang umum. Dengan mengenali gejala dan menerapkan tips di atas, Anda dapat kembali ke rutinitas dengan lebih mudah dan sehat. Prioritaskan kesehatan mental Anda.