Para astronom telah menemukan awan molekuler terdekat dengan Bumi, yang diberi nama ‘Eos’, diambil dari nama dewi fajar Yunani. Penemuan ini memberikan kesempatan langka untuk mengamati daur ulang materi kosmik yang berperan penting dalam pembentukan bintang dan planet baru.
Terletak hanya 300 tahun cahaya dari Bumi, Eos merupakan gumpalan gas hidrogen berbentuk bulan sabit raksasa. Ukurannya yang luar biasa, sekitar 100 tahun cahaya, membuatnya salah satu struktur terbesar di langit kita.
Penemuan Awan Molekuler Raksasa yang Tersembunyi
Meskipun berukuran besar dan relatif dekat dengan Bumi, Eos sebelumnya luput dari deteksi.
Hal ini disebabkan oleh kandungan karbon monoksida (CO) yang rendah. Padahal, CO biasanya menjadi penanda kimia yang mudah dideteksi untuk mengidentifikasi awan molekuler.
Para peneliti berhasil mendeteksi Eos melalui cahaya fluoresensi molekul hidrogen di dalamnya. Metode baru ini berpotensi untuk mengungkap banyak awan tersembunyi serupa di galaksi kita.
Metode Deteksi Baru dan Pentingnya Hidrogen Molekuler
Para astronom biasanya mengandalkan deteksi karbon monoksida (CO) untuk menemukan awan molekuler.
Namun, Eos memiliki kandungan CO yang rendah, sehingga metode ini tidak efektif.
Tim peneliti menggunakan teknik baru, mendeteksi cahaya fluoresensi molekul hidrogen di dalam awan.
Teknik ini membuka jalan untuk menemukan lebih banyak awan molekuler yang sebelumnya tidak terdeteksi.
Hidrogen molekuler merupakan komponen paling melimpah di alam semesta. Mempelajari awan hidrogen seperti Eos memungkinkan kita untuk mengukur jumlah material yang tersedia untuk pembentukan bintang dan planet.
Evolusi dan Masa Depan Awan Eos
Bentuk Eos yang menyerupai bulan sabit kemungkinan besar disebabkan oleh interaksi dengan North Polar Spur.
North Polar Spur merupakan wilayah gas terionisasi luas yang membentang dari bidang Bima Sakti hingga ke kutub langit utara.
Simulasi menunjukkan bahwa Eos akan menguap dalam sekitar 6 juta tahun.
Penelitian lebih lanjut menggunakan data dari teleskop antariksa Gaia akan meneliti kemungkinan pembentukan bintang di Eos.
Saat ini, belum ada tanda-tanda pembentukan bintang yang signifikan di Eos.
Namun, masih belum pasti apakah Eos akan mulai membentuk bintang sebelum menghilang.
Bahkan, para peneliti sedang mengembangkan konsep misi untuk pesawat ruang angkasa NASA yang bernama Eos.
Teleskop antariksa Eos yang diusulkan akan mengamati panjang gelombang ultraviolet jauh untuk memetakan hidrogen molekuler di seluruh Bima Sakti.
Penemuan Eos menandai awal dari pemahaman yang lebih mendalam tentang pembentukan bintang dan planet di alam semesta.
Banyak misteri masih menunggu untuk dipecahkan seputar awan molekuler ini.
Penelitian lebih lanjut akan memberikan wawasan yang lebih komprehensif mengenai proses pembentukan bintang dan evolusi galaksi.
Dengan penemuan Eos, para astronom telah membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang pembentukan bintang dan planet. Jalan panjang masih terbentang di depan, namun penemuan ini merupakan langkah signifikan menuju pemahaman kosmos yang lebih lengkap.