Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 4,7%

Redaksi

Bank Dunia baru-baru ini merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2025. Dalam laporan terbaru mereka, angka pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan menjadi 4,7%, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 5,1% yang dirilis Oktober 2024.

Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama ketidakpastian kebijakan perdagangan global dan penurunan harga komoditas. Kedua hal ini berdampak signifikan pada iklim perdagangan Indonesia dan kepercayaan investor.

Penurunan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Laporan Bank Dunia yang berjudul “The Macro Poverty (MPO) Outlook” edisi April 2025 menjelaskan penurunan proyeksi tersebut. Ketidakpastian global mengakibatkan penurunan kepercayaan investor dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Meskipun demikian, Bank Dunia tetap optimis. Mereka menilai langkah-langkah stimulus pemerintah dan reformasi ekonomi yang direncanakan dapat mengurangi dampak negatif tersebut.

Dampak Kebijakan Perdagangan Global dan Harga Komoditas

Ketidakpastian kebijakan perdagangan global merupakan faktor utama penyebab penurunan proyeksi. Perubahan kebijakan yang cepat dan tak terduga membuat investor enggan berinvestasi dalam jangka panjang.

Penurunan harga komoditas juga turut menekan pertumbuhan ekonomi. Indonesia, sebagai negara pengekspor komoditas, sangat rentan terhadap fluktuasi harga di pasar global.

Bank Dunia mengakui kesulitan dalam mengukur dampak penuh dari perubahan kebijakan yang terus terjadi. Analisis yang komprehensif masih terus dilakukan.

Strategi Pemerintah dan Rekomendasi Bank Dunia

Pemerintah Indonesia telah meluncurkan sejumlah langkah stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan permintaan domestik dan mengurangi dampak negatif dari faktor eksternal.

Reformasi ekonomi juga menjadi fokus pemerintah. Reformasi ini bertujuan meningkatkan kapasitas ekonomi jangka panjang dan daya saing Indonesia.

Bank Dunia memberikan tiga rekomendasi kebijakan. Pertama, memanfaatkan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja. Malaysia dan Thailand dijadikan contoh keberhasilan strategi ini.

Kedua, reformasi untuk meningkatkan persaingan, terutama di sektor jasa, untuk menciptakan peluang ekonomi baru. Vietnam dijadikan contoh keberhasilan strategi ini.

Ketiga, peningkatan kerja sama internasional untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia terhadap guncangan global.

Pertumbuhan pembentukan modal diperkirakan akan meningkat secara bertahap seiring dengan peningkatan investasi. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprediksi tetap kuat, meskipun akan mengalami moderasi karena kurangnya lapangan pekerjaan berkualitas.

Bank Dunia memproyeksikan penurunan tingkat kemiskinan hingga 11,5% pada 2027, seiring dengan permintaan yang tetap kuat. Inflasi diperkirakan tetap berada dalam target Bank Indonesia (BI).

Meskipun terdapat penurunan proyeksi, langkah-langkah stimulus dan reformasi yang dilakukan pemerintah, serta rekomendasi Bank Dunia, diharapkan dapat membantu Indonesia menghadapi tantangan ekonomi global dan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil di masa mendatang. Pentingnya diversifikasi ekonomi dan peningkatan daya saing menjadi kunci keberhasilan dalam jangka panjang.

Also Read

Tags

Topreneur