close menu

Masuk


Tutup x

SCI Kembangkan Kompetensi SDM Maritim

Istimewa

Penulis: | Editor:

Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi menyatakan sektor maritim memegang peranan dan tantangan yang sangat penting bagi Indonesia. Di samping karena sekitar 2/3 wilayahnya terdiri dari laut, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan sekitar 17.500 pulau.

Sementara, peranan transportasi laut masih rendah yang bisa dilihat dari kontribusinya terhadap PDB. Pada tahun 2019, transportasi laut berkontribusi hanya sekitar 6,94 persen. Transportasi darat mendominasi dengan kontribusi sekitar 53,64 persen, diikuti transportasi udara sebesar 35,37 persen.

Untuk meningkatkan peranan dan menghadapi tantangan sektor maritim, para pelaku usaha dan pemangku kepentingan harus memahami Supply Chain Management (SCM). Kompetensi SCM ini perlu untuk bisa memahami dan menganalisis proses secara end-to-end dalam peningkatan efisiensi biaya logistik perusahaan maupun nasional.

Pemahaman terhadap proses dan biaya logistik harus secara menyeluruh, tidak secara parsial. Dengan mengacu analisis INSA dan Pelni, misalnya, distribusi biaya logistik terbagi atas biaya transportasi laut (19 persen), biaya di pelabuhan asal dan tujuan (31 persen), serta biaya transportasi hinterland di wilayah asal dan tujuan (50 persen).

Sebagai contoh lain, pelaku usaha harus memahami sistem dan proses yang kompleks. Misalnya, dalam proses kepelabuhanan yang menyangkut sekitar 18 instansi terkait dengan aliran barang, informasi, dokumen, dan uang.

SCM harus dipahami para pelaku dari perusahaan manufaktur sebagai pemilik barang, penyedia jasa logistik, transportasi, pergudangan, forwarder/EMKL, pelayaran, operator pelabuhan, perusahaan bongkar muat, depo kontainer, serta kementerian/lembaga terkait.

Untuk meningkatkan kompetensi SDM sektor maritim itu, SCI akan menyelenggarakan e-Training & e-Certification “SCM for Maritime Sector”. Program diadakan secara online melalui platform Ruang Logistik dan bekerja sama dengan Myshipgo.

Setijadi yang juga sebagai CEO Ruang Logistik menjelaskan program itu mengacu pada 15 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dengan konteks dalam bidang maritim. Salah satu acuannya adalah Kepmenaker No. 94/2019 tentang Penetapan SKKNI Kategori Pengangkutan dan Pergudangan Golongan Pokok Pergudangan dan Aktivitas Penunjang Angkutan Bidang Logistik.

Menghadapi Perubahan
Praktisi logistik senior Linc Group Dodiek A. Setyono menyatakan pelatihan di Ruang Logistik membekali dan membantu meningkatkan kompetensi di bidang supply chain dan logistik terutama menghadapi era perubahan, serta mempersiapkan SDM berbasis kompetensi secara nasional dan global.

Pelatihan dan sertifikasi di Ruang Logistik itu sangat praktis karena proses registrasi, in, dan post training dilakukan berbasis teknologi informasi secara online. Pelatihan dapat dilakukan dari mana saja dan kapan saja termasuk akhir pekan, sehingga peserta dapat tetap produktif di hari kerja.

Dodiek menjelaskan investasi dalam mengikuti program itu sesuai dengan value of money terutama pada kondisi terdampak pandemi Covid-19 saat ini. Selain diampu narasumber praktisi/profesional berpengalaman, materi sesuai untuk manufacturing & services industry karena menggunakan beberapa case study yang relevan.

Editor