Pada Rabu, 7 Mei 2008, Bill Gates, pendiri Microsoft, melakukan kunjungan pertamanya ke Indonesia. Kedatangannya kala itu menarik perhatian, terutama karena dikaitkan dengan isu pembajakan perangkat lunak yang marak di negara ini.
Meskipun baru pertama kali menginjakkan kaki di Indonesia, hubungan Gates dengan Indonesia sebenarnya sudah terjalin sebelumnya. Tiga tahun sebelum kunjungan resmi, ia telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Redmond, Amerika Serikat.
Kunjungan Balasan dan Upaya Pemberantasan Pembajakan
Kunjungan Gates ke Indonesia pada tahun 2008 bisa dibilang sebagai kunjungan balasan atas pertemuannya dengan SBY di Amerika Serikat.
Salah satu agenda penting dalam pertemuan tersebut adalah upaya Indonesia untuk keluar dari citra “surga pembajakan” perangkat lunak.
Rencana pemutihan massal perangkat lunak Windows dan Office yang diduga ilegal di jutaan PC instansi pemerintah menjadi fokus utama pembahasan.
Namun, Menteri Perdagangan saat itu, Mari Elka Pangestu, menegaskan bahwa kunjungan Gates bukan semata-mata hadiah atas penurunan angka pembajakan software di Indonesia.
Ia menekankan bahwa apresiasi terhadap kebijakan “legal software” Indonesia datang tidak hanya dari Microsoft, tetapi juga dari produsen perangkat lunak terkemuka lainnya di dunia.
Investasi di Sektor Teknologi dan Promosi Pariwisata
Selain membahas masalah pembajakan, Gates juga menyampaikan keinginan Microsoft untuk membangun pusat teknologi serupa Silicon Valley di Cikarang, Jawa Barat.
Selama kunjungannya, Gates juga berpartisipasi dalam Government Leaders Forum (GLF) Asia 2008 dan memberikan pidato kunci dalam Presidential Lecture.
Pemerintah Indonesia berharap kunjungan Gates dan GLF Asia 2008 dapat memperkuat kerjasama di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT) guna meningkatkan pelayanan publik.
Kunjungan Gates juga dimanfaatkan untuk mempromosikan program “Visit Indonesia Year 2008”.
Gates terlihat mengenakan pin “Visit Indonesia Year 2008”, sebuah inisiatif yang diungkap Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Aburizal Bakrie, sebagai bentuk promosi pariwisata Indonesia.
Aburizal berharap kedatangan Gates dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan internasional dan meningkatkan sektor pariwisata Indonesia.
Kolaborasi Pengembangan Vaksin
Sebagai pendiri Bill & Melinda Gates Foundation, Gates juga melakukan kegiatan terkait pengembangan vaksin selama kunjungannya.
Kegiatan ini meliputi mediasi dengan berbagai pihak yang memiliki teknologi dan stok vaksin, serta dukungan terhadap riset pengembangan vaksin.
Kunjungan Gates ke Indonesia tahun 2008 menandai langkah signifikan dalam hubungan bilateral Indonesia-Amerika Serikat, khususnya di bidang teknologi dan kesehatan.
Kunjungan ini tidak hanya berfokus pada pemberantasan pembajakan perangkat lunak, tetapi juga membuka peluang investasi di sektor teknologi dan promosi pariwisata Indonesia di kancah internasional.
Melalui kolaborasi dalam pengembangan vaksin, kunjungan ini juga menunjukkan komitmen Gates Foundation dalam upaya kesehatan global.
Secara keseluruhan, kunjungan Bill Gates pada tahun 2008 merupakan peristiwa penting yang memiliki dampak luas dan berkelanjutan bagi Indonesia.