InJourney, holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, tengah berupaya menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi spiritual kelas dunia yang inklusif. Visi ini melampaui sekedar pelestarian warisan budaya, melainkan menjadikan Borobudur sebagai pusat spiritualitas global yang terbuka bagi semua.
Langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam memajukan kebudayaan nasional dan melestarikan cagar budaya melalui pembangunan berkelanjutan. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Kebudayaan, Fadli Zon.
Borobudur: Pusat Spiritualitas Inklusif
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyatakan bahwa Candi Borobudur bukan hanya warisan budaya semata. Ia juga merupakan pusat spiritualitas dunia yang terbuka untuk semua kalangan.
Berbagai program telah dan akan terus dijalankan untuk mendukung visi ini. Program tersebut meliputi festival budaya, wisata spiritual, dan penataan kawasan yang lebih ramah pengunjung serta kontemplatif.
Dialog dan Kolaborasi untuk Borobudur yang Berkembang
Dalam sebuah dialog bersama komunitas Buddha untuk menyambut Waisak 2025, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya kolaborasi. Hal ini diperlukan untuk menciptakan ekosistem budaya yang tangguh dan berkelanjutan.
Dialog tersebut dihadiri perwakilan organisasi Buddha seperti Walubi, Permabudi, dan Buddha Suci, serta para akademisi dan budayawan. Maya Watono turut hadir untuk menerima masukan demi mewujudkan Borobudur sebagai situs budaya yang hidup dan relevan.
Komitmen ini tidak hanya untuk menjaga warisan masa lalu, tetapi juga memastikan manfaatnya bagi masyarakat saat ini dan masa depan. Kolaborasi semua pihak menjadi kunci keberhasilannya.
Pengembangan Ekosistem Pariwisata Berkelanjutan di Borobudur
InJourney aktif menggandeng berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan ekosistem pariwisata Borobudur. Penataan kawasan dilakukan dengan mempertimbangkan nilai budaya dan spiritualitas.
Penerapan sistem kuota pengunjung dan jalur khusus menuju stupa menjadi bagian dari penataan tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga kelestarian situs dan kenyamanan pengunjung.
Pemberdayaan masyarakat sekitar juga menjadi fokus utama. UMKM lokal dilibatkan aktif dengan diberi ruang untuk menampilkan produknya. InJourney juga memberikan dukungan agar UMKM lokal tersebut dapat naik kelas.
Dampak positifnya sudah terlihat. Keberadaan Borobudur menciptakan efek pengganda (multiplier effect) terhadap ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi tahunan di daerah sekitar Borobudur meningkat lebih dari 4,7%.
InJourney berkomitmen untuk terus membangun ekosistem pariwisata yang inklusif di Borobudur. Dukungan dan masukan dari berbagai pihak sangat berharga dalam pengembangan ke depannya.
Keberhasilan pengembangan Borobudur sebagai destinasi spiritual kelas dunia memerlukan komitmen dan kolaborasi yang berkelanjutan dari berbagai pihak. InJourney, pemerintah, komunitas, dan masyarakat sekitar harus bekerja sama untuk memastikan keberlanjutan dan manfaatnya bagi semua.