Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji dan Umrah (BPJU), Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan kesiapannya menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penurunan biaya haji. Presiden menekankan perlunya penelusuran menyeluruh terhadap komponen biaya haji untuk menemukan potensi penghematan.
Dahnil menyampaikan hal ini usai peresmian Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (4/5/2025). Ia menjelaskan fokus utama BPJU adalah mencari efisiensi tanpa mengurangi kualitas layanan jemaah.
Mencari Efisiensi Biaya Transportasi
Salah satu komponen biaya haji terbesar adalah transportasi. Penerbangan haji menggunakan sistem carter, sehingga pesawat pulang pergi harus dibayar penuh oleh jemaah, meskipun penerbangan pulang seringkali membawa sedikit penumpang.
Dahnil menjelaskan, “Sekitar 30% biaya haji dialokasikan untuk transportasi. Karena sistem carter, jemaah membayar empat tiket pesawat, padahal penerbangan pulang seringkali kosong.” BPJU berupaya keras untuk menekan biaya ini.
Strategi Optimalisasi Penerbangan Haji
Untuk mengurangi biaya transportasi, BPJU mendorong agar pesawat yang mengangkut jemaah haji ke Arab Saudi dapat membawa penumpang lain saat kembali ke Indonesia.
Kerja sama dengan sektor pariwisata di Arab Saudi sedang dipertimbangkan. Hal ini bertujuan agar kursi pesawat yang kosong saat keberangkatan jemaah kembali terisi penumpang wisata.
Selain itu, BPJU juga mempertimbangkan penambahan maskapai penerbangan untuk melayani jemaah haji. Saat ini, Lion Air telah ditambahkan sebagai mitra selain Garuda Indonesia.
Potensi Penghematan di Sektor Lain
Selain transportasi, Dahnil menyebutkan catering juga menjadi fokus penghematan. BPJU akan melakukan penelusuran menyeluruh untuk menemukan potensi penghematan di berbagai sektor.
Semua upaya ini bertujuan untuk mengurangi biaya haji tanpa mengorbankan kualitas layanan dan kenyamanan jemaah. BPJU berkomitmen untuk memastikan ibadah haji tetap terjangkau bagi masyarakat.
Tantangan dan Peluang Ke Depan
Dahnil mengakui adanya tantangan dalam upaya menekan biaya haji. Regulasi yang mensyaratkan 50% penerbangan haji disediakan oleh pihak berwenang di Arab Saudi membatasi ruang gerak BPJU.
Namun demikian, BPJU tetap optimistis dapat menemukan solusi terbaik untuk menurunkan biaya haji. Komitmen untuk terus berupaya mencari efisiensi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak tetap dipegang teguh.
Dengan optimalisasi transportasi dan eksplorasi berbagai kemungkinan kerjasama, BPJU berharap dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi jemaah haji di masa mendatang sekaligus meringankan beban biaya yang ditanggung.