Chery, pabrikan otomotif asal Tiongkok, semakin gencar melakukan ekspansi global. Langkah terbaru mereka menunjukkan ambisi yang besar: bernegosiasi dengan raksasa otomotif Jerman, Volkswagen, untuk memanfaatkan salah satu pabriknya sebagai basis produksi di Eropa. Ini bukan sekadar ekspansi biasa, melainkan strategi cerdik yang memanfaatkan situasi industri otomotif global saat ini.
Potensi kolaborasi ini menarik perhatian karena Volkswagen sendiri tengah menghadapi tantangan besar. Penurunan permintaan dan persaingan ketat dari merek-merek Tiongkok berbiaya rendah memaksa mereka mengevaluasi ulang strategi bisnis, termasuk penutupan beberapa pabrik. Peluang ini dilirik Chery untuk memperkuat posisinya di pasar Eropa.
Chery Incar Pabrik Volkswagen di Jerman
Negosiasi antara Chery dan Volkswagen masih berlangsung. Namun, dua pabrik Volkswagen, Dresden dan Osnabrück, disebut-sebut sebagai kandidat kuat. Kedua pabrik ini menghadapi ancaman penutupan akibat penurunan permintaan dan tekanan kompetitif.
Chery mengaku masih melakukan studi kelayakan yang menyeluruh. Wakil Presiden Chery International, Charlie Zhang, menekankan kompleksitas situasi di Jerman. Faktor kunci yang dipertimbangkan adalah struktur biaya, rantai pasok, dan tingginya ongkos tenaga kerja di Eropa.
Tantangan Ekspansi Chery di Eropa
Struktur biaya yang tinggi di Eropa merupakan kendala utama. Selain itu, rantai pasok yang kompleks dan biaya tenaga kerja yang mahal perlu dikaji secara mendalam untuk memastikan keberhasilan ekspansi ini.
Keberhasilan Chery bergantung pada perencanaan yang matang. Jika studi kelayakan menunjukkan hasil positif, maka Chery bisa mendapatkan keuntungan besar dengan memproduksi langsung di Eropa. Ini akan mengurangi biaya logistik dan menghindari tarif bea masuk tinggi yang mencapai 45%.
Tekanan pada Volkswagen dan Pasar EV
Volkswagen tengah berjuang di tengah pergeseran cepat ke kendaraan listrik (EV). Persaingan dengan merek-merek Tiongkok yang lebih agresif dan efisien harga menjadi tantangan besar.
CEO Volkswagen Group, Oliver Blume, terbuka mengakui perlunya mengevaluasi daya saing perusahaan. Hal ini berujung pada keputusan untuk menutup beberapa fasilitas produksi. Ini menunjukkan tekanan internal yang signifikan di perusahaan tersebut.
Harga EV Jadi Faktor Penentu
Salah satu faktor utama yang membuat Volkswagen kesulitan bersaing adalah harga EV mereka yang lebih tinggi dibandingkan pesaing Tiongkok. Sebagai contoh, VW ID.4 dijual jauh lebih mahal daripada Geely EX5. Selisih harga yang signifikan ini membuat pasar semakin sensitif terhadap harga.
Strategi Chery untuk Kuasai Pasar Eropa
Chery melihat situasi ini sebagai peluang besar untuk masuk ke pasar Eropa. Dengan memproduksi langsung di Eropa, Chery bisa menekan biaya dan menjadi lebih kompetitif.
Produksi di Eropa akan memangkas biaya logistik. Selain itu, mereka dapat menghindari tarif bea masuk yang tinggi untuk mobil impor dari Tiongkok. Ini akan meningkatkan daya saing harga mereka secara signifikan di pasar Eropa.
Membangun pabrik di Eropa tentu bukan tanpa risiko. Namun, potensi keuntungan yang besar, terutama dalam menghadapi persaingan ketat dan pergeseran pasar ke kendaraan listrik, menjadikan upaya Chery ini layak untuk dipantau. Keberhasilannya bisa mengubah lanskap industri otomotif di Eropa. Jika Chery berhasil, kita bisa menyaksikan perubahan yang lebih signifikan di pasar otomotif global.