Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) melaporkan bahwa kesadaran konsumen Indonesia terhadap produk halal sangat tinggi. Lebih dari 80 persen konsumen membeli produk berdasarkan keberadaan label halal. Data ini berasal dari laporan Populix, Insight and Customer Perspective Indonesia tahun 2023.
Tenaga Ahli Kepala BPJPH, Fariza Y Irawady atau Caca, mengungkapkan angka tersebut dalam acara talk show Indonesia International Halal Festival (IIHF) 2025. Ia menekankan tingginya persentase ini, mencapai 83 persen, menunjukkan potensi pasar halal Indonesia yang sangat besar.
“Ada survei yang menunjukkan bahwa [lebih dari] 80 persen konsumen di Indonesia membeli produk berdasarkan ada atau tidaknya label halal. Jadi, kesadaran itu sudah tinggi, 83 persen loh,” ujar Caca.
Potensi pasar ini menarik minat banyak negara. Indonesia, dengan populasi 284 juta jiwa dan sekitar 86 persen penduduk muslim (244 juta jiwa), menjadi target pasar utama bagi produk-produk halal global. Namun, kenyataannya Indonesia belum menjadi eksportir produk halal terbesar ke negara-negara muslim.
Tantangan Indonesia di Pasar Halal Global
Meskipun memiliki potensi besar, Indonesia ternyata belum menduduki peringkat teratas sebagai eksportir produk halal ke negara-negara muslim. Posisi tersebut justru ditempati oleh China, diikuti India, dan Brasil. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa Indonesia, dengan mayoritas penduduk muslim, belum mampu memaksimalkan potensi pasar halal global.
Caca menjelaskan bahwa kurangnya ketertiban dalam penerapan sertifikasi halal, serta kecenderungan meremehkan pentingnya sertifikat halal, menjadi faktor utama yang menghambat daya saing Indonesia. Akibatnya, Indonesia kalah bersaing bahkan dengan negara seperti China.
“Kenapa? Memang produk-produk Indonesia tidak halal? Tidak. Tapi, kita tidak tertib halal, meremehkan, menggampangkan sertifikat halal. Sehingga kita kalah bersaing bahkan dengan China,” jelas Caca.
Strategi Pemerintah dalam Mendukung Industri Halal
Untuk mengatasi hal ini dan mempertahankan daya saing produk dalam negeri, pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan aksesibilitas sertifikasi halal. Pemerintah menargetkan penerbitan 3,5 juta sertifikat halal pada tahun ini.
Program ini difokuskan pada kemudahan akses bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Berbagai program pendukung, termasuk sertifikasi halal gratis, diharapkan dapat mendorong lebih banyak UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal.
Dengan meningkatnya jumlah produk bersertifikat halal, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saingnya di pasar halal global dan memanfaatkan potensi pasar yang sangat besar ini untuk kemajuan ekonomi nasional. Hal ini juga akan membantu melindungi konsumen muslim dari produk yang tidak sesuai dengan standar halal.
Informasi Tambahan: Peran IIHF 2025
Acara Indonesia International Halal Festival (IIHF) 2025 yang berlangsung di Jakarta merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan produk halal Indonesia dan memperkuat jaringan kerjasama di industri halal global. Acara ini menghadirkan berbagai pelaku usaha, pakar, dan pemangku kepentingan dari berbagai negara.
IIHF 2025 juga menjadi platform untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait pengembangan industri halal, serta mendorong inovasi dan kolaborasi dalam menciptakan produk-produk halal berkualitas tinggi yang berdaya saing internasional.
Keberhasilan IIHF 2025 dalam menarik peserta dari 40 negara dan menghasilkan 16 MoU dan 11 MRA menunjukkan komitmen dan antusiasme global terhadap industri halal Indonesia. Hal ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk halal, serta memperkuat posisinya di pasar global.
Kesimpulan: Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk halal sudah tinggi, namun Indonesia perlu meningkatkan ketertiban dan kepatuhan terhadap sertifikasi halal untuk mampu bersaing di pasar global yang kompetitif. Pemerintah melalui berbagai program, termasuk IIHF 2025, terus berupaya mendukung industri halal dalam negeri.