Digital Divide RI: Pengusaha Mikro Terkuras di Kota Besar?

Redaksi

Digital Divide RI: Pengusaha Mikro Terkuras di Kota Besar?
Sumber: Detik.com

Pertumbuhan pesat industri internet di Indonesia menimbulkan paradoks. Meskipun jumlah penyedia layanan internet (ISP) terus meningkat, akses internet yang merata masih jauh dari jangkauan.

Data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan adanya lebih dari 1.290 ISP yang terdaftar, dengan ratusan permohonan izin baru menunggu persetujuan pemerintah. Kondisi ini mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan, namun belum tentu berbanding lurus dengan pemerataan akses internet.

Menjamurnya ISP, Namun Akses Internet Tidak Merata

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, mengungkapkan kekhawatiran terkait fenomena ini. Pertumbuhan ISP terkonsentrasi di kota-kota besar, meninggalkan daerah lain dengan akses terbatas.

Ia menuturkan, dari 550 kota dan kabupaten di Indonesia, infrastruktur internet terpusat hanya di 18 kota saja. Hal ini menyebabkan kesenjangan digital yang terus berlanjut, dan hasil survei akses internet pun selalu kurang maksimal.

Arif menyoroti kurangnya roadmap yang jelas dalam pengembangan infrastruktur internet di Indonesia. Akibatnya, pembangunan infrastruktur internet cenderung menumpuk di beberapa wilayah, tanpa mempertimbangkan pemerataan akses.

Indonesia Digital Forum 2025: Upaya Kolaborasi Menuju Pemerataan Akses

Indonesia Digital Forum 2025, yang diinisiasi oleh Pandi, APJII, dan ATSI, bertujuan untuk mengatasi tantangan ini. Forum ini menjadi wadah kolaborasi lintas sektor untuk membangun fondasi ekonomi digital yang kuat dan merata.

Diskusi mendalam diharapkan menghasilkan gagasan dan langkah konkret dalam memperkuat ekonomi digital nasional. Forum ini juga berkontribusi menuju visi Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada pemerataan akses digital.

Tantangan Regulasi dan Strategi Ke Depan

Arif menekankan perlunya keseimbangan antara pembenahan regulasi dan pemberian izin baru kepada ISP. Proses yang serba cepat tanpa perencanaan yang matang, hanya akan memperparah masalah kesenjangan digital.

Ke depannya, APJII berharap agar pelaku industri, penyedia infrastruktur, dan pihak terkait dapat bekerja sama untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan merata. Pemerataan akses internet menjadi kunci utama untuk mewujudkan ekonomi digital yang inklusif.

Lebih lanjut, Arif berharap agar seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi menciptakan strategi yang terukur dan berkelanjutan. Hal ini penting agar pembangunan infrastruktur internet di Indonesia tidak hanya fokus pada pertumbuhan kuantitas, namun juga kualitas dan pemerataan akses bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dengan demikian, potensi ekonomi digital Indonesia dapat dioptimalkan secara maksimal dan berdampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Upaya kolaboratif dan perencanaan yang matang menjadi kunci untuk mengatasi kesenjangan digital. Komitmen bersama untuk pemerataan akses internet akan membawa Indonesia menuju ekonomi digital yang lebih inklusif dan sejahtera.

Also Read

Tags

Topreneur