Diplomasi Peci Hitam Prabowo: Pesona Indonesia di Eropa Raih Apresiasi

Redaksi

Presiden RI Prabowo Subianto baru saja menyelesaikan rangkaian kunjungan kenegaraan ke Eropa, dari tanggal 12 hingga 15 Juli. Kunjungan ini menorehkan sejarah baru bagi Indonesia, khususnya dalam hal hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Uni Eropa.

Selama kunjungannya ke Belgia dan Prancis, Prabowo kerap terlihat mengenakan peci hitam. Hal ini menambah kesan kenegaraan dan keunikan dalam kunjungannya ke Eropa. Perhatian dunia pun tertuju pada kunjungan tersebut, bukan hanya karena sosok Prabowo sendiri, tetapi juga karena signifikansi pertemuan-pertemuan yang dilakukannya.

Di Brussel, Belgia, Prabowo bertemu dengan dua tokoh penting Uni Eropa: Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa Antonio Costa. Pertemuan puncak ini menghasilkan kesepakatan penting, yaitu penandatanganan perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

IEU-CEPA: Sebuah Kesepakatan Bersejarah

IEU-CEPA, yang negosiasinya telah berlangsung sejak 2016 melalui 19 putaran pembicaraan hingga tahun 2024, merupakan tonggak penting bagi perekonomian Indonesia. Kesepakatan ini akan menghapuskan tarif dagang antara Indonesia dan Uni Eropa, yang sebelumnya mencapai hingga 20 persen untuk beberapa produk. Hal ini diungkapkan oleh Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya yang mendampingi Prabowo.

“Intinya kesepakatan itu adalah adanya tarif ekspor Indonesia saat ini menjadi nol, dari sebelumnya ada yang 10 persen, 20 persen, sekarang menjadi nol,” ujar Teddy di Bandara Orly, Paris, Prancis.

Dampak positif IEU-CEPA tidak hanya terbatas pada sektor perdagangan. Kesepakatan ini juga diproyeksikan akan meningkatkan iklim investasi, mendorong pertumbuhan industri, dan secara keseluruhan memperkuat perekonomian Indonesia dan Uni Eropa. Uni Eropa, dengan 27 negara anggota dan populasi sekitar 700 juta jiwa, merupakan pasar yang sangat besar dan potensial bagi produk-produk Indonesia.

Kunjungan Kehormatan ke Prancis

Selain kunjungan ke Belgia, Prabowo juga melanjutkan perjalanan ke Prancis untuk menghadiri perayaan Bastille Day pada 14 Juli sebagai tamu kehormatan. Undangan ini diberikan langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron saat kunjungannya ke Indonesia pada akhir Mei lalu. Hal ini merupakan sebuah kehormatan besar bagi Indonesia, mengingat tidak semua negara mendapatkan kesempatan tersebut.

Teddy Indra Wijaya menambahkan, “Dalam 10 tahun terakhir ada 2 Kepala Negara Besar yang diundang. Tahun 2017 ada Presiden Trump, kemudian Tahun 2023 ada Perdana Menteri Modi dari India.” Kehadiran Prabowo sebagai tamu kehormatan semakin mengukuhkan posisi Indonesia di kancah internasional.

Partisipasi Militer Indonesia di Bastille Day

Puncak dari kunjungan ke Prancis adalah partisipasi kontingen Indonesia dalam parade militer Bastille Day. Kontingen tersebut terdiri dari 88 prajurit Angkatan Darat, 86 dari Angkatan Laut, 86 dari Angkatan Udara, serta 189 taruna gabungan dari Akademi Militer dan Akademi Polisi. Mereka tampil sebagai defile pembuka, membawakan lagu “Maju Tak Gentar” dengan iringan drum band.

Penampilan kontingen Indonesia ini mendapat apresiasi yang luar biasa. “Jutaan pasang mata melihat langsung kegagahan, kehebatan dari prajurit-prajurit tentara nasional Indonesia, militer Indonesia, secara langsung di sana tampil dan sangat amat membanggakan,” kata Teddy. Kehadiran kontingen Indonesia di parade Bastille Day menunjukkan kekuatan dan profesionalisme militer Indonesia di mata dunia.

Secara keseluruhan, kunjungan Prabowo Subianto ke Eropa membawa dampak signifikan bagi Indonesia, baik dalam hal ekonomi maupun diplomasi. IEU-CEPA dan partisipasi di Bastille Day merupakan bukti nyata peningkatan peran dan pengaruh Indonesia di panggung global. Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi kerja sama dan peningkatan hubungan Indonesia dengan Uni Eropa dan negara-negara Eropa lainnya di masa mendatang. Terlebih lagi, kebijakan visa cascade yang diadopsi Komisi Eropa bagi WNI yang telah mengunjungi Uni Eropa sebelumnya, semakin mempermudah akses perjalanan dan mobilitas warga Indonesia ke Eropa.

Also Read

Tags

Topreneur