Drama Trump-Musk: Saham Tesla Anjlok 14%, Kenapa?

Redaksi

Drama Trump-Musk: Saham Tesla Anjlok 14%, Kenapa?
Sumber: Liputan6.com

Saham Tesla anjlok tajam pada perdagangan Kamis (5/6/2025), mengalami penurunan 14%. Hal ini menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump untuk membatalkan kontrak pemerintah dengan beberapa perusahaan milik Elon Musk. Penurunan ini berdampak besar pada nilai pasar Tesla.

Anjloknya saham Tesla berdampak signifikan pada kapitalisasi pasar perusahaan. Nilai pasar Tesla turun hingga USD 152 miliar (sekitar Rp 2,4 kuadriliun). Ini merupakan penurunan terbesar dalam sejarah perusahaan dan membuat valuasi Tesla berada di bawah USD 1 triliun, ditutup pada angka USD 916 miliar (sekitar Rp 14,8 kuadriliun) pada Kamis.

Perselisihan Trump-Musk dan Dampaknya pada Tesla

Penurunan saham Tesla terjadi setelah sebelumnya mengalami kenaikan 22% pada Mei 2025. Kenaikan tersebut terjadi meskipun penjualan Tesla tergolong lemah. Elon Musk sendiri baru-baru ini mengakhiri jabatannya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan Trump, atau DOGE.

Ketegangan antara Musk dan Trump semakin meningkat. Trump secara terbuka menyatakan telah memecat Musk dan membatalkan mandat kendaraan listrik (EV) yang sebelumnya diterapkan. Hal ini semakin memperburuk kinerja saham Tesla sepanjang minggu.

Analisis Penurunan Saham Tesla

Saham Tesla telah merosot hampir 18% sepanjang minggu ini. Penurunan ini dipicu oleh penolakan Musk terhadap RUU anggaran dan perselisihannya dengan Trump.

Secara tahunan, saham Tesla turun hampir 30%. Nilai saham ini jauh dari puncaknya di angka USD 488,54 yang dicapai pada 18 Desember 2024. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran di pasar.

Dampak pada Pasar Saham AS Secara Umum

Penurunan saham Tesla berdampak pada pasar saham AS secara keseluruhan. Tiga indeks saham utama AS mengalami pelemahan.

S&P 500 turun 0,53%, ditutup pada 5.939,30. Nasdaq Composite juga mengalami penurunan 0,83%, ditutup pada 19.298,45. Dow Jones Industrial Average turun 108 poin (0,25%), ditutup pada 42.319,74.

Kontras dengan Kinerja Microsoft

Meskipun pasar saham AS secara umum melemah, saham Microsoft justru mencatat rekor kenaikan. Saham Microsoft naik 0,8%, ditutup pada USD 467,68.

Kenaikan ini menjadikan Microsoft kembali merebut posisi teratas dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, mencapai USD 3,48 triliun. Hal ini mengungguli Nvidia (USD 3,42 triliun) dan Apple (USD 3 triliun). Microsoft terakhir mencatat rekor penutupan pada Juli 2024.

Meskipun Microsoft mengalami kenaikan signifikan, peristiwa ini tidak sepenuhnya mengubah gambaran negatif pasar saham AS pada hari Kamis. Penurunan tajam Tesla, akibat perselisihan antara Elon Musk dan Donald Trump, tetap menjadi sorotan utama yang memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan. Ketidakpastian politik dan regulasi tetap menjadi faktor risiko bagi kinerja saham teknologi di masa mendatang.

Also Read

Tags

Topreneur