Ekonomi Iran Terpuruk: 7 Fakta di Tengah Konflik Rudal Israel

Redaksi

Ekonomi Iran Terpuruk: 7 Fakta di Tengah Konflik Rudal Israel
Sumber: CNNIndonesia.com

Republik Islam Iran menjadi sorotan dunia karena keberaniannya menghadapi serangan Israel. Perang rudal antara kedua negara ini menimbulkan guncangan pada perekonomian global, mengingat peran penting Iran sebagai salah satu produsen minyak terbesar dunia.

Namun, seberapa tangguh sebenarnya ekonomi Iran sehingga mereka berani menghadapi konfrontasi dengan Israel? Mari kita telusuri lebih dalam kondisi ekonomi Iran melalui beberapa poin penting.

Kondisi Ekonomi Iran: Lebih Dalam Dari Sekedar Produsen Minyak

Kemiskinan Relatif Dibandingkan Indonesia

Data dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan bahwa Iran memiliki Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang lebih rendah dibandingkan Indonesia. PDB per kapita Iran sekitar US$1.750, sementara Indonesia mencapai sekitar US$5.030. Ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam tingkat kesejahteraan masyarakat kedua negara.

Meskipun PDB Indonesia mencapai US$1,43 triliun dengan pertumbuhan ekonomi 4,7 persen di kuartal terakhir, Iran memiliki PDB sebesar US$341,01 miliar dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih rendah, yaitu 0,3 persen di kuartal terakhir. Perbedaan ini menunjukkan perbedaan signifikan dalam kinerja ekonomi kedua negara.

Tingginya Angka Pengangguran

Iran, dengan populasi sekitar 87,5 juta jiwa, memiliki angka pengangguran sekitar 9,5 persen atau 8,3 juta orang. Sementara itu, Indonesia dengan populasi 284,44 juta jiwa, memiliki angka pengangguran sekitar 5 persen atau 14,2 juta orang. Meskipun angka absolut pengangguran di Indonesia lebih tinggi, persentase pengangguran di Iran relatif lebih besar.

Tingginya angka pengangguran di Iran dapat menjadi indikator masalah struktural dalam perekonomian mereka, yang dapat memengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi negara tersebut.

Hubungan Dagang Strategis dengan AS dan China

Data World Integrated Trade Solution (WITS) menunjukkan bahwa perdagangan internasional berperan penting dalam perekonomian Iran, mencapai 37,67 persen dari PDB pada tahun 2022. China menjadi mitra dagang impor terbesar Iran, menyumbang 14,58 persen dari total impor, sementara Amerika Serikat berada di posisi kedua dengan 8,31 persen.

Uniknya, meskipun terdapat ketegangan politik, AS menjadi mitra dagang ekspor terbesar Iran, dengan 13,53 persen dari total ekspor, disusul oleh China dengan 8,75 persen. Hal ini menunjukkan kompleksitas hubungan ekonomi Iran dengan kekuatan global.

Ekspor Komoditas Unggulan: Plastik dan Minyak

The Observatory of Economic Complexity (OEC) menunjukkan bahwa polimer etilena (bahan baku plastik) menjadi komoditas ekspor terbesar Iran pada tahun 2022, senilai US$1,85 miliar. Komoditas ekspor penting lainnya meliputi biji besi, turunan alkohol asiklik, LPG, dan tembaga olahan.

Di sisi lain, impor Iran didominasi oleh peralatan penyiaran, kendaraan bermotor, jagung, kedelai, dan badan kendaraan. Komposisi impor ini mencerminkan ketergantungan Iran pada teknologi dan bahan pangan impor.

Peran Dominan Minyak dan Gas

Iran merupakan salah satu produsen minyak dan gas terbesar dunia. US EIA menempatkan Iran sebagai produsen minyak mentah terbesar keempat di OPEC dan produsen gas alam terbesar ketiga di dunia pada tahun 2022. Negara ini juga memiliki cadangan minyak terbesar ketiga dan cadangan gas alam terbesar kedua di dunia.

Produksi minyak dan gas Iran mencapai 4 juta barel per hari pada tahun 2023, dengan sekitar 2,9 juta barel berasal dari minyak mentah. Meskipun memiliki sumber daya alam yang melimpah, sanksi AS membatasi kemampuan Iran untuk mengekspor minyak secara bebas, memaksa mereka untuk mencari alternatif pasar seperti China.

Meskipun terkena sanksi, Iran berhasil meningkatkan pengiriman minyak mentah, terutama ke China, baik pada tahun 2022 maupun 2023. US EIA memperkirakan pendapatan Iran dari ekspor minyak mencapai US$53 miliar pada tahun 2023.

Industri Pertahanan: Sumber Pendapatan Tambahan

Industri pertahanan dan persenjataan Iran, meskipun bukan sumber pendapatan utama, tetap berperan penting dalam perekonomian. International Centre for Defence and Security mencatat ekspor senjata Iran mencapai US$435 juta. Perkembangan industri pertahanan Iran didorong oleh konflik masa lalu, termasuk perang dengan Irak.

Perang dengan Irak telah mendorong Iran mengalokasikan 6,6 persen dari PDB untuk belanja pertahanan. Hubungan dengan Uni Soviet pasca larangan AS terhadap pasokan senjata nuklir ke Iran juga berperan dalam perkembangan industri pertahanan mereka.

Kesimpulannya, ekonomi Iran memiliki karakteristik yang kompleks. Meskipun kaya akan sumber daya alam, terutama minyak dan gas, Iran menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan, termasuk kemiskinan relatif, pengangguran yang tinggi, dan dampak sanksi internasional. Keberanian Iran dalam menghadapi konflik dengan Israel perlu dilihat dalam konteks kondisi ekonomi yang rumit dan dinamis ini.

Also Read

Tags

Topreneur