Gubernur Sumut Siap Bangkitkan Kejayaan PSMS Medan?

Redaksi

Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Bobby Nasution, menyatakan minatnya untuk terlibat dalam pengelolaan PSMS Medan, klub sepak bola kebanggaan Sumut yang akan berkompetisi di Liga 2 Indonesia musim ini. Keprihatinan atas potensi penjualan klub ke luar Sumut menjadi landasan utama ketertarikannya.

PSMS Medan, yang berdiri sejak 1950, merupakan ikon sepak bola Sumut dan memiliki basis suporter yang kuat. Bagi Bobby, kehilangan klub ini ke tangan pihak luar Sumut merupakan kerugian besar bagi warga Sumut.

Minat Bobby Nasution dan Kekhawatiran atas Nasib PSMS Medan

Bobby Nasution menekankan keinginan kuatnya untuk melihat PSMS Medan berkembang. Ia menyatakan kesediaannya untuk terlibat dalam pembangunan klub tersebut, mengingat banyaknya warga Sumut yang juga memiliki keinginan serupa.

Kekhawatiran Gubernur bukan tanpa alasan. Ia mendengar kabar mengenai potensi penjualan PSMS Medan ke luar Sumut. Hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas dan kebanggaan daerah.

Bobby menganggap penting untuk mempertahankan PSMS Medan di tangan putra-putri Sumut. Menurutnya, ego kedaerahan dalam sektor ini perlu dijaga agar industri sepak bola Sumut tetap berkembang.

Strategi Pendanaan dan Peran BUMD

Gubernur Bobby Nasution mengungkapkan gagasan pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai solusi pendanaan PSMS Medan. Ia terinspirasi oleh keberhasilan model serupa di daerah lain.

BUMD ini, menurut rencana Bobby, akan melibatkan partisipasi pemerintah daerah kabupaten/kota di Sumut. Dengan skema kepemilikan saham bersama, BUMD diharapkan mampu menjadi pilar pendanaan yang berkelanjutan.

Model ini diharapkan dapat melibatkan seluruh daerah di Sumut dalam pengelolaan PSMS Medan. Hal ini penting agar klub menjadi kebanggaan bersama, bukan hanya milik segelintir orang.

Perspektif dan Tantangan Kepemilikan PSMS Medan

Saat ini, PT Kinantan Medan Indonesia memegang 51 persen saham PSMS Medan, sementara sisanya milik Kodrat Shah. Namun, PT Kinantan Medan Indonesia sedang menghadapi gugatan dari 40 klub anggota PSMS Medan yang menolak penjualan klub.

Kondisi finansial PSMS Medan memang telah menjadi permasalahan selama hampir dua dekade terakhir, sejak regulasi melarang penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendanai klub sepak bola profesional.

Komisaris PSMS Medan, Edy Rahmayadi, dikabarkan tengah berupaya mencari pendanaan di Jakarta. Situasi ini menunjukkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi klub kebanggaan Sumatera Utara ini.

Meskipun Bobby Nasution menyatakan kesediaannya, ia menekankan bahwa kepemilikan PSMS Medan oleh orang Sumut tetap menjadi prioritas utama. Ia percaya banyak putra-putri Sumut yang memiliki visi dan misi serupa untuk memajukan klub ini.

Keberhasilan PSMS Medan di masa depan bergantung pada kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pengusaha lokal, dan tentu saja, suporter setia Ayam Kinantan. Semoga langkah-langkah yang sedang diusahakan dapat menghasilkan solusi terbaik bagi masa depan klub ini.

Also Read

Tags

Topreneur