Hadapi Arab Saudi: Kontrol Emosi, Hindari Reaksi Berlebihan Timnas

Redaksi

Hadapi Arab Saudi: Kontrol Emosi, Hindari Reaksi Berlebihan Timnas
Sumber: CNNIndonesia.com

Timnas Indonesia menghadapi tantangan krusial di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Mereka dituntut untuk tampil maksimal dan menghindari kesalahan, termasuk menjaga emosi di lapangan.

Supriyono Prima, mantan pemain Timnas Indonesia yang kini menjadi pengamat, memberikan saran penting terkait hal ini. Ia menekankan pentingnya mengontrol reaksi psikologis dan fisiologis para pemain. Supriyono menyoroti kebiasaan negara-negara Arab dalam pertandingan sepak bola, yaitu memprovokasi lawan untuk memicu emosi.

Indonesia, sebagai satu-satunya negara non-Arab di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 bersama Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Irak, dan Oman, harus mewaspadai taktik ini. “Lolos babak empat adalah momentum bagus, tetapi kita harus memperhatikan hal-hal seperti saat melawan Bahrain,” ujar Supriyono.

Ia menambahkan, “Mereka *tricky*, suka provokasi. Artinya setiap pemain hanya perlu berpikir untuk menang dan lolos.” Supriyono, yang pernah tergabung dalam program PSSI Primavera era 1990-an, mengingatkan pentingnya fokus pada kemenangan dan tidak terpengaruh oleh provokasi lawan.

Supriyono menekankan pentingnya persiapan mental dan psikologis selain aspek taktikal dan fisik, terutama bagi pemain belakang. “Mentalitas pemenang harus dibangun. Tidak mudah menaikkan psikologis setelah kalah dari Jepang. Kita masih punya waktu beberapa bulan. Pemain harus kontrol emosi. Mereka suka provokasi, bisa dibilang *lebay*. Tapi hal seperti itu tidak boleh memancing pemain kita, terutama pemain belakang,” tegasnya.

Ia menggunakan peribahasa “karena nila setitik, rusak susu sebelanga” untuk menggambarkan betapa pentingnya menjaga emosi dan fokus. Timnas Indonesia tidak boleh gegabah dalam menghadapi provokasi lawan karena taruhannya adalah tiket Piala Dunia.

“Ketika terpancing, saya khawatir kita mudah dieksploitasi. Kontrol emosi penting dan kita perlu kedewasaan. Ini bukan fase mudah, ini fase krusial. Sekali gagal, kita harus tunggu lagi momentum yang entah kapan,” tambahnya.

Supriyono juga menyoroti pentingnya persiapan mental pasca kekalahan dari Jepang. Ia menekankan pentingnya membangun mentalitas pemenang dan mengelola emosi dengan baik agar tidak mudah terprovokasi oleh lawan. Kedewasaan pemain menjadi kunci untuk menghadapi fase krusial ini.

Selain itu, persiapan tim secara menyeluruh, termasuk aspek fisik dan taktikal, juga perlu diperhatikan. Para pemain harus siap secara fisik dan mental untuk menghadapi tantangan yang akan dihadapi di babak selanjutnya.

Secara keseluruhan, pesan Supriyono menekankan pentingnya persiapan yang komprehensif, bukan hanya fokus pada aspek teknis permainan, tetapi juga pada mental dan psikologis para pemain. Mengendalikan emosi dan fokus pada strategi adalah kunci keberhasilan Timnas Indonesia dalam mencapai impiannya lolos ke Piala Dunia 2026.

Kesuksesan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat bergantung pada kemampuan para pemain untuk mengelola tekanan, menjaga fokus, dan tidak terpancing emosi oleh provokasi lawan. Ini akan menjadi faktor penentu bagi perjalanan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia.

Also Read

Tags

Topreneur