Anjloknya harga gabah menjadi perhatian serius di Kabupaten Indramayu. Kabar ini memicu respon cepat dari berbagai pihak, termasuk TNI yang langsung turun ke lapangan untuk memastikan kesejahteraan petani terjaga. Langkah kolaboratif ini melibatkan TNI, Bulog, dan unsur masyarakat, menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas pangan daerah.
Pemerintah dan TNI bergerak cepat merespon isu anjloknya harga gabah di Indramayu. Hal ini untuk memastikan petani tetap memperoleh harga jual yang layak.
Pengawasan Harga Gabah di Indramayu: TNI dan Bulog Turun Lapangan
Koramil 1616/Kandanghaur Kodim 0616/Indramayu langsung menindaklanjuti isu tersebut. Mereka melakukan peninjauan langsung ke lokasi sawah petani.
Peninjauan dilakukan pada Jumat, 14.30 WIB, di Blok Pertamina, Desa Soge, Kecamatan Kandanghaur. Batuud Koramil 1616/Kandanghaur Pelda Rasmani memimpin tim tersebut.
Tim terdiri dari dua Babinsa, perwakilan Bulog (Fery Ardianto, Ibu Osa, dan mitra Bulog wilayah 6, Bapak Kuseri), dan jurnalis lokal, Bapak Mustoha. Kehadiran media memastikan transparansi informasi.
Harga Gabah Petani Indramayu Relatif Aman, Kendala Cuaca Masih Ada
Hasil peninjauan menunjukkan harga gabah di tingkat petani berkisar Rp6.800 hingga Rp7.100 per kilogram. Angka ini masih relatif aman, meskipun sempat ada kekhawatiran harga akan jatuh di bawah harga acuan pemerintah.
Meskipun harga gabah relatif aman, curah hujan tinggi di beberapa desa, seperti Soge dan Kertawinangun, menjadi kendala. Petani kesulitan mengeringkan gabah (komben).
Bulog memastikan penyerapan gabah tetap dilakukan sesuai regulasi, dengan harga pembelian Rp6.500 per kilogram. Transparansi dijaga dengan adanya nota kesepahaman yang ditandatangani petani, Babinsa, dan unsur pemerintahan desa.
Sinergi TNI, Bulog, dan Masyarakat Jamin Kesejahteraan Petani
Kehadiran Babinsa sebagai pengawas sosial dinilai krusial. Hal ini untuk mencegah monopoli harga oleh tengkulak atau pengusaha nakal.
Suasana peninjauan berlangsung aman dan tertib. Masyarakat menyambut baik langkah proaktif pemerintah dan TNI. Model kolaboratif ini diharapkan dapat ditiru di wilayah lain.
Kolaborasi ini memberikan kepastian harga kepada petani. Mereka tidak lagi merasa sendiri menghadapi fluktuasi pasar. Pemerintah hadir, bukan hanya dalam kebijakan, tetapi juga dalam tindakan nyata di lapangan.
Kehadiran TNI dan Bulog secara langsung di lokasi memberikan harapan baru bagi petani Indramayu. Langkah ini menunjukkan komitmen nyata pemerintah untuk melindungi kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas pangan nasional.
Langkah-langkah konkrit seperti ini sangat penting untuk mencegah eksploitasi petani oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Transparansi dan pengawasan yang ketat menjadi kunci keberhasilannya.
Ke depannya, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk memantau harga gabah dan memastikan kesejahteraan petani tetap terjaga. Kerjasama yang baik antara pemerintah, TNI, Bulog, dan masyarakat sangat penting untuk mencapai tujuan tersebut.