Kontroversi menyelimuti Indonesia Basketball League (IBL) 2025. Sejumlah klub memprotes kepemimpinan wasit yang dinilai merugikan. Protes ini muncul dari berbagai kejadian, mulai dari kesalahan penghitungan shot clock hingga keputusan wasit yang dianggap keliru.
IBL 2025, liga bola basket tertinggi di Indonesia, sepertinya belum lepas dari permasalahan klasik: keputusan wasit yang kontroversial. Operator liga pun akhirnya angkat bicara menanggapi protes dari beberapa klub.
Protes Klub Menggema di IBL 2025
Protes klub terhadap kinerja wasit IBL 2025 bukan hal baru. Sejak awal musim, beberapa keputusan wasit memicu kontroversi dan kekecewaan dari tim yang merasa dirugikan.
Salah satu protes keras datang dari pelatih RANS Simba Bogor, Tony Garbelotto, setelah pertandingan melawan Hangtuah Jakarta. Ia mempertanyakan pengusiran Devon van Ostrum yang dianggapnya sebagai keputusan wasit yang keliru.
Hangtuah Jakarta juga ikut menyuarakan protes. Mereka kecewa dengan keputusan wasit dalam pertandingan melawan Dewa United. Pelanggaran Gelvis Solano dinilai tidak adil dan merugikan tim.
Pelatih Hangtuah, Wahyu Widayat Jati, menyatakan keprihatinannya atas keputusan wasit yang dianggap merugikan tim-tim kecil seperti Hangtuah.
Bahkan, Tangerang Hawks juga mengalami hal serupa dalam dua pertandingan berbeda. Kekalahan mereka melawan Satria Muda Pertamina Jakarta dan Prawira Bandung diwarnai protes serupa terkait keputusan wasit yang dinilai kontroversial.
Evaluasi dan Sanksi dari IBL dan PERBASI
Menanggapi gelombang protes tersebut, Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah, menjelaskan bahwa IBL bersama PERBASI terus mengevaluasi kinerja wasit.
Pihaknya mengakui adanya “bad call” dan “good call” dalam setiap pertandingan. Namun, keputusan wasit yang dinilai signifikan akan dievaluasi.
IBL menegaskan komitmennya untuk mengambil tindakan jika ada kesalahan wasit yang cukup signifikan. Sanksi, mulai dari teguran hingga penjatuhan hukuman, telah dan akan terus diterapkan.
Junas menekankan bahwa IBL tidak memiliki wewenang penuh atas wasit. Wasit berada di bawah naungan PERBASI. IBL hanya menggunakan jasa mereka untuk memimpin pertandingan.
Proses evaluasi dilakukan secara berkala dan menyeluruh. Kerja sama antara IBL dan PERBASI dalam mengawasi dan meningkatkan kualitas wasit menjadi kunci utama untuk meminimalisir kontroversi di masa mendatang.
Upaya Peningkatan Kualitas Wasit IBL
Sebelum musim IBL 2025 dimulai, penataran wasit telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja mereka.
Namun, kenyataannya, kontroversi tetap terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan kualitas wasit masih perlu ditingkatkan.
Meskipun ada sanksi dan evaluasi, mencari solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan wasit menjadi tantangan tersendiri bagi IBL dan PERBASI.
Komunikasi yang lebih baik antara wasit, tim, dan operator liga juga diperlukan untuk mengurangi potensi konflik dan menciptakan lingkungan kompetisi yang lebih sportif.
Meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan wasit juga dapat menjadi langkah penting untuk membangun kepercayaan dan meminimalisir protes dari klub peserta.
Ke depannya, peningkatan kualitas wasit menjadi krusial. Kompetisi yang sportif dan berkualitas membutuhkan pengadil yang adil dan kompeten. Kerja sama yang erat antara IBL dan PERBASI diharapkan dapat menghasilkan solusi yang efektif untuk mengatasi permasalahan ini.