Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami pelemahan pada periode 2-5 Juni 2025. Penurunan ini mencapai 0,87 persen, menutup perdagangan di angka 7.113,42. Kondisi ini menunjukkan penurunan berkelanjutan dari pekan sebelumnya, di mana IHSG juga mengalami penurunan 0,53 persen.
Pelemahan IHSG ini didorong oleh aksi jual signifikan dari investor asing. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat investor asing melepas saham senilai Rp 4,7 triliun sepanjang pekan tersebut.
Analisis Pelemahan IHSG
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi pada koreksi IHSG. Tekanan jual masih mendominasi pergerakan pasar.
Salah satu faktornya adalah rilis data ekonomi makro Indonesia. Meskipun surplus, neraca dagang mengalami penurunan signifikan menjadi USD 0,15 miliar dari USD 4,33 miliar sebelumnya. Inflasi tahunan juga melandai ke 1,6 persen dari 1,95 persen.
Keputusan The Fed (bank sentral AS) yang cenderung mempertahankan suku bunga acuan juga mempengaruhi pasar. Hal ini dilakukan sambil menunggu kejelasan situasi di tengah perang dagang.
Pendeknya hari perdagangan menjelang libur Idul Adha turut berkontribusi terhadap pelemahan IHSG. Investor juga tengah menunggu rilis data NFP (Non-Farm Payroll) dan data pengangguran AS.
Dampak Pelemahan terhadap Pasar Saham
Pelemahan IHSG berdampak pada kapitalisasi pasar. Nilai kapitalisasi pasar turun 0,32 persen menjadi Rp 12.381 triliun dari Rp 12.420 triliun pada pekan sebelumnya.
Volume transaksi harian bursa juga mengalami penurunan yang cukup signifikan, anjlok 22,88 persen menjadi 24,29 miliar saham. Ini jauh lebih rendah dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 31,49 miliar saham.
Meskipun demikian, rata-rata nilai transaksi harian justru mengalami kenaikan. Kenaikan mencapai 2,18 persen menjadi Rp 17,14 triliun dari Rp 16,78 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat 4,43 persen.
Pencatatan Obligasi dan Data Pasar Lainnya
Pada pekan ini, tercatat satu emisi obligasi baru di BEI. Obligasi Berkelanjutan III Bussan Auto Finance Tahap III Tahun 2025, yang diterbitkan oleh PT Bussan Auto Finance, resmi dicatatkan dengan nilai pokok Rp 1,2 triliun.
Dengan penambahan ini, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2025 mencapai 45 emisi dari 31 emiten, senilai Rp 58,74 triliun.
Secara keseluruhan, BEI mencatat 606 emisi obligasi dan sukuk dengan nilai outstanding Rp 485,93 triliun dan USD 107,92 juta. Terdapat pula 194 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 6.350,24 triliun dan USD 502,10 juta.
BEI juga mencatat 7 emisi Emisi Beragun Aset (EBA) senilai Rp 2,25 triliun. Data ini memberikan gambaran lengkap aktivitas pasar obligasi di Indonesia.
Sebagai perbandingan, pada pekan sebelumnya (26-28 Mei 2025), IHSG turun 0,53 persen ke posisi 7.175,81. Namun, berbeda dengan pekan ini, investor asing justru melakukan aksi beli saham sebesar Rp 1,47 triliun. Meskipun demikian, kapitalisasi pasar saham mengalami penurunan 1,12 persen.
Pergerakan sektor saham juga beragam. Sektor perawatan kesehatan memimpin penguatan pada pekan lalu, sementara sektor teknologi mengalami koreksi terdalam. Data ini menunjukkan dinamika yang kompleks dalam pasar saham Indonesia.
Secara keseluruhan, pelemahan IHSG pada pekan 2-5 Juni 2025 dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari data ekonomi makro hingga sentimen global. Aksi jual investor asing menjadi salah satu faktor dominan yang perlu diperhatikan. Ke depan, perlu dipantau perkembangan data ekonomi dan keputusan kebijakan moneter baik di dalam maupun luar negeri untuk memprediksi pergerakan IHSG.