Hyundai tengah menghadapi gelombang protes dari pemilik mobil listriknya menyusul program recall yang dilakukan akibat masalah pada Integrated Charging Control Unit (ICCU). Kasus terbaru melibatkan Ethan Blount dari Massachusetts, Amerika Serikat, yang mengalami kerugian besar karena kelalaian dealer Hyundai.
Mobil Ioniq 5 milik Blount mengalami kerusakan ICCU pada bulan Maret 2025. Setelah diderek ke dealer untuk diperbaiki, mobil tersebut terbengkalai selama hampir dua bulan.
Mobil Listrik Mangkrak Dua Bulan di Dealer
Masalah ICCU pada Hyundai Ioniq 5 menyebabkan kendaraan tidak dapat beroperasi sama sekali. Puluhan pemilik telah melaporkan permasalahan serupa, menunjukkan skala masalah yang cukup besar.
ICCU sendiri berperan vital dalam sistem kelistrikan Ioniq 5, mengelola pengisian daya antara baterai 12V dan baterai tegangan tinggi. Kegagalannya mengakibatkan mobil sepenuhnya mati dan tak bisa bergerak.
Ethan Blount, setelah melaporkan masalah pada mobilnya, harus menunggu berbulan-bulan karena keterlambatan perbaikan akibat kekurangan suku cadang. Mobilnya terlantar di dealer Hyundai tanpa perawatan selama hampir dua bulan.
Mobil Dicuri dan Terlibat Kecelakaan
Pada awal Mei 2025, dealer menghubungi Blount, menginformasikan bahwa suku cadang telah tersedia dan perbaikan telah selesai. Namun, dealer tidak dapat menemukan mobil tersebut.
Setelah melacak mobilnya melalui aplikasi pelacak, Blount menemukan Ioniq 5-nya berada di Boston, jauh dari lokasi dealer. Diduga mobil telah dicuri.
Polisi berhasil melacak dan mengejar mobil curian tersebut. Sayangnya, pengejaran berujung pada kecelakaan. Mobil yang dikendarai pencuri dengan kecepatan tinggi kehilangan kendali, menabrak sebuah hidran kebakaran, dan kemudian sebuah gereja.
Akibat kecelakaan tersebut, Ioniq 5 milik Blount mengalami kerusakan parah. Mobil ringsek, airbag mengembang, dan bagian depan hancur total. Tiga orang yang terlibat dalam pencurian dan kecelakaan telah ditangkap.
Kekecewaan dan Kerugian yang Didalam
Blount mengungkapkan rasa kecewanya yang mendalam atas kejadian ini. Setelah menunggu lama untuk perbaikan, mobilnya malah hancur akibat pencurian dan kecelakaan.
Ia sangat menyukai mobil tersebut dan bahkan merekomendasikannya kepada orang lain. Kejadian ini membuatnya ragu untuk membeli mobil Hyundai di masa depan, termasuk versi performa tinggi Ioniq 5 N yang sempat ia impikan.
Blount mengaku telah membaca upaya Hyundai dalam membantu pemilik mobil dengan masalah ICCU. Namun, ia tetap khawatir dengan kerugian finansial yang harus ditanggung karena asuransi mungkin menyatakan mobilnya sebagai kerusakan total.
Kejadian ini menyoroti pentingnya layanan purna jual yang cepat dan handal bagi produsen mobil listrik. Keterlambatan perbaikan dan pencurian mobil yang mengakibatkan kerusakan total menimbulkan kerugian besar bagi pemilik mobil.
Kasus Ethan Blount menjadi pengingat bagi produsen otomotif untuk meningkatkan efisiensi sistem perawatan dan perbaikan, serta keamanan kendaraan di area bengkel resmi.
Ke depannya, diharapkan Hyundai dan produsen mobil listrik lainnya dapat lebih proaktif dalam mengatasi masalah ICCU dan meningkatkan sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa terulang.