Banyak pesepakbola yang karirnya hancur karena kecanduan alkohol. George Best, Garrincha, dan Paul Gascoigne adalah contohnya. Namun, Grealish, yang pernah tertangkap kamera mabuk berat di Tenerife saat masih muda, menunjukkan bahwa ia bisa mengendalikan dirinya.
Grealish hanya “nakal” di luar musim kompetisi. Saat liga bergulir, ia fokus dan profesional. Di Aston Villa, ia menjadi winger kiri yang cepat dan visioner, menorehkan 213 penampilan, 32 gol, dan 41 assist. Kinerja gemilangnya membuatnya diboyong Manchester City dengan harga fantastis, memecahkan rekor transfer pemain Inggris.
Pep Guardiola, pelatih City, melihat potensi besar dalam diri Grealish. “Jack mampu mengontrol tempo dan saya sudah melihatnya ketika bermain dengan Aston Villa. Saya juga suka ketika ia menguasai bola dan ia bisa berhenti sebelum menggiring bola yang membuat lawan juga berhenti,” ujar Pep.
Musim pertama Grealish di City tak berjalan mulus, namun ia tetap berkontribusi. Di musim kedua, perannya semakin vital. Ia bahkan menjadi bagian penting dari treble winners City di musim 2022/23.
Grealish pun merayakan keberhasilan dengan pesta besar bersama rekan setimnya. Kabarnya, ia berpesta selama empat hari setelah City meraih treble.
Meskipun mengalami cedera di musim lalu dan melewatkan Euro 2024, Grealish kembali berjuang di musim 2024/25. Ia bersaing dengan Jeremy Doku dan Savinho di posisi winger kiri.
Grealish membuktikan bahwa pesta pora tak selalu menjadi penghalang kesuksesan. Ia tetap profesional di lapangan dan mampu memberikan kontribusi penting bagi timnya.