Grobogan, Topreneur – Di tengah hamparan sawah Kabupaten Grobogan, berdiri megah sebuah bangunan tua nan bersejarah: Stasiun Tanggung. Tak hanya sekadar bangunan tua, stasiun ini menyimpan kisah perjalanan kereta api di Indonesia yang dimulai 157 tahun silam.
Stasiun Tanggung merupakan salah satu dari empat stasiun tertua di Indonesia yang terletak di jalur kereta api tertua di Asia Tenggara. Jalur Semarang-Tanggung, yang diresmikan pada 10 Agustus 1867, menjadi saksi bisu bagaimana kereta api pertama kali mengantarkan manusia dan barang di bumi pertiwi.
Perjalanan kereta api di Indonesia bermula pada tahun 1864, saat Belanda membangun jalur kereta api pertama di Desa Kemijen, Semarang. Pada tahun yang sama, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), perusahaan kereta api Hindia Belanda, memulai pembangunan jalur kereta api Semarang-Tanggung.
Pembukaan jalur ini pada tahun 1867 menandai awal mula konektivitas kereta api di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, jaringan kereta api semakin meluas, menghubungkan kota-kota penting di Jawa Tengah seperti Semarang, Solo, dan Yogyakarta pada tahun 1873.
"Di Stasiun Tanggung, perjalanan perkeretaapian Indonesia bermula," tulis Ditjen Perkeretaapian bersama IRPSID, dan BTP_Semarang dalam unggahannya di media sosial.
Kereta api pada masa itu berperan penting dalam mengangkut hasil pertanian, mineral, dan penumpang. Setelah Indonesia merdeka, perkeretaapian menjadi tanggung jawab negara. Djawatan Kereta Api (DKA) didirikan sebagai perusahaan kereta api nasional dan kemudian berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero) pada tahun 1991.
Stasiun Tanggung, dengan segala keunikan dan sejarahnya, menjadi bukti nyata perjalanan panjang kereta api di Indonesia. Bangunan tua ini menyimpan cerita tentang masa lalu yang perlu dilestarikan agar generasi mendatang memahami betapa pentingnya peran kereta api dalam pembangunan bangsa.