Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM-PTKIN) tahun 2025 akan diadakan pada bulan Juni. Pihak penyelenggara telah mempersiapkan langkah antisipasi untuk mencegah berbagai bentuk kecurangan, terutama praktik perjokian yang semakin canggih.
Koordinator Pokja Penjaminan Mutu UM-PTKIN, Zulfahmi Alwi, menyatakan kesiapan timnya dalam mengamankan pelaksanaan ujian. Mereka menyadari maraknya penggunaan teknologi canggih oleh para joki.
Antisipasi Kecurangan UM-PTKIN 2025
Penggunaan teknologi canggih dalam praktik perjokian ujian semakin menjadi perhatian. Salah satu modus yang terungkap dalam UTBK 2025 adalah penggunaan kamera tersembunyi di kacamata.
Zulfahmi menyebutkan, “Sekarang joki sudah makin banyak dengan cara-cara yang canggih, mulai dari kacamata berkamera sampai alat yang dipasang di behel gigi.” Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan keamanan.
Modus kecurangan lainnya yang ditemukan pada UTBK SNBT 2025 meliputi aplikasi perekam layar, alat pendengar khusus, dan koneksi ilegal ke jaringan eksternal melalui remote desktop dan proxy. Berbagai temuan ini menjadi bahan evaluasi.
Untuk mencegah hal serupa terjadi pada UM-PTKIN, panitia akan melakukan pengecekan fisik, pemeriksaan dengan metal detector, dan pemeriksaan barang bawaan peserta secara ketat. Langkah-langkah ini diharapkan efektif.
Zulfahmi menambahkan, “Kami akan mengkaji temuan-temuan ini lebih mendalam dan memastikan ujian bebas dari praktik joki.” Komitmen untuk ujian yang bersih sangat ditekankan.
Sanksi Tegas bagi Pelanggar Aturan
Pihak penyelenggara UM-PTKIN memberikan sanksi tegas bagi peserta yang terbukti melakukan kecurangan. Peserta yang terbukti curang akan langsung didiskualifikasi.
Jika ditemukan unsur pidana dalam tindakan kecurangan, pelaku akan diserahkan ke pihak kepolisian. Tidak ada toleransi bagi tindakan melanggar hukum.
Zulfahmi menegaskan, “Sanksinya tegas. Kalau ada unsur pidana, kami tidak ragu untuk menyerahkan ke pihak berwenang.” Ini merupakan pesan yang kuat untuk mencegah kecurangan.
Strategi Pencegahan Kebocoran Soal
Untuk mencegah kebocoran soal, panitia UM-PTKIN telah menyiapkan 24 paket soal yang berbeda. Strategi ini diharapkan dapat meminimalisir risiko kebocoran.
Koordinator Pokja Sistem Seleksi Elektronik (SSE), Haris Setiaji, menjelaskan, “Kalau ada peserta sakit dengan bukti dokumen resmi, kami jadwalkan ulang dengan paket soal yang berbeda.” Fleksibelitas dalam menghadapi kendala peserta juga diperhatikan.
Haris menambahkan, “Kalau ada yang merekam paket soal pertama, kami santai saja, karena masih punya banyak cadangan.” Kesiapan cadangan soal menunjukkan keseriusan antisipasi.
UM-PTKIN 2025 akan diselenggarakan pada tanggal 10-12 Juni 2025. Pendaftaran masih dibuka hingga 31 Mei 2025. Segera daftarkan diri anda.
UM-PTKIN menggunakan sistem ujian tulis berbasis komputer, mirip dengan UTBK SNBT. Peserta akan mengerjakan empat jenis soal.
Soal-soal tersebut meliputi penalaran akademik (verbal, gambar, kuantitatif), penalaran matematika, literasi bahasa, dan yang membedakan UM-PTKIN, literasi ajaran Islam (Al-Qur’an, Hadis, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam).
Dengan berbagai upaya pencegahan kecurangan dan sanksi yang tegas, diharapkan UM-PTKIN 2025 dapat berjalan lancar, jujur, dan menghasilkan hasil yang kredibel.
Keseriusan panitia dalam mengantisipasi kecurangan menunjukkan komitmen untuk menjaga integritas proses seleksi masuk PTKIN. Semoga ujian berlangsung sukses.