Topreneur – Kaesang Pangarep, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), kembali menjadi sorotan publik. Kali ini, bukan karena kampanye politiknya, melainkan karena rompi yang ia kenakan saat bercengkerama dengan warga Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang. Rompi tersebut menampilkan gambar siluet Jokowi, namun uniknya, di bawah gambar tersebut tertulis "Putra Mulyono", sebuah istilah yang belakangan menjadi bahan olok-olokan di media sosial.
Reaksi terhadap manuver Kaesang ini beragam. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) memuji cara Kaesang menanggapi cercaan terhadap keluarganya. "Ini cara menanggapi ‘cercaan’ yang baik dengan cara ‘owning the opponents’, memakai cemoohan lawan, yaitu istilah Mulyono, sebagai milik sendiri," tulis Gus Ulil di akun X-nya.
"Lawan malah kecele. Ini seperti kemampuan seseorang mengolok-olok diri sendiri. Salut!" tegasnya.
Jokowisme, Dedy Nur, juga merespon positif aksi Kaesang. Menurutnya, Jokowi memberi contoh bahwa dalam politik, baperan adalah penyakit yang harus dihindari. "Ini diterjemahkan oleh anak-anaknya dengan cara yang beda, putra Mulyono bernama Kaesang malah dengan bangga menggunakan baju yang bertuliskan ‘Putra Mulyono’. Daripada memilih jalur baperan, Kaesang malah secara sadar memilih jalur bangga menjadi anak Mulyono," ungkapnya.
Namun, tidak semua pihak sependapat. Muhammad Said Didu justru memandang manuver Kaesang sebagai strategi cuek terhadap suara publik.
Akun anonim populer di X, Partai Socmed, menyindir para pembenci Jokowi dengan cuitan pendeknya, "Sederhana tapi bikin banyak pihak kumat darah tingginya."
Rompi ‘Putra Mulyono’ Kaesang ini menjadi bukti bahwa politik di Indonesia memang penuh dengan dinamika dan tak luput dari berbagai reaksi. Apakah ini strategi jitu Kaesang untuk meraih simpati publik? Ataukah hanya sekadar cara untuk menanggapi kritik dengan santai? Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.