Lembur Katumbiri, yang sebelumnya dikenal sebagai Kampung Pelangi di Bandung, kembali memukau dengan warna-warni cerahnya. Setelah beberapa waktu warnanya memudar, kawasan ini kini telah diperbaharui, siap menyambut wisatawan dengan pemandangan unik dan semarak.
Terletak di Jalan Siliwangi, RT 03 RW 12 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Lembur Katumbiri mudah diakses melalui Gang Bapa Ehom di samping Teras Cikapundung. Kawasan ini menawarkan pengalaman wisata yang menyegarkan.
Lembur Katumbiri: Kampung Pelangi yang Kembali Bersinar
Perkampungan dengan topografi berundak ini dihuni ratusan warga. Rumah-rumahnya yang berdiri di lereng Sungai Cikapundung kini dihiasi mural warna-warni cerah.
Tim detikJabar mengunjungi Lembur Katumbiri yang diresmikan pada Selasa (6/5/2025). Suasana pagi hari terasa sejuk dan segar, dengan gemericik air sungai dan sinar matahari menembus pepohonan.
Jalan setapak yang telah dipugar bersih dan asri, menjadikannya tempat yang ideal untuk berjalan kaki atau berolahraga.
Akses dan Spot Foto Menarik di Lembur Katumbiri
Perjalanan menuju Lembur Katumbiri sekitar 600 meter dari mulut gang, relatif datar dan aman. Namun, beberapa titik perlu diwaspadai, terutama saat hujan.
Setelah berjalan sekitar 10 menit, warna-warni rumah akan mulai terlihat. Pengunjung dapat menemukan berbagai spot foto menarik dengan latar rumah-rumah berwarna-warni.
Meski demikian, akses ke kampung ini melewati turunan dan tanjakan yang cukup curam.
Proses Pemugaran dan Harapan untuk Pariwisata Lokal
Kampung Pelangi, yang kemudian berganti nama menjadi Lembur Katumbiri, telah menjadi spot wisata “Instagramable” sejak sekitar tahun 2018. Namun, warna-warninya memudar seiring waktu.
Pemerintah Kota Bandung, bersama seniman mural John Martono dan warga setempat, mengecat kembali hampir 200 rumah. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan daya tarik Lembur Katumbiri.
Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, berharap Lembur Katumbiri menjadi “hidden gem” yang menarik bagi wisatawan. Ia juga berharap warga dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk membuka usaha.
Nama “Katumbiri,” yang berarti “pelangi” dalam Bahasa Sunda, dipilih karena merepresentasikan warna-warni mural di kawasan ini.
Pengecatan Lembur Katumbiri Melibatkan Warga Setempat
Seniman mural John Martono membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menyelesaikan pengecatan. Proses ini melibatkan warga setempat dan tim pendukungnya.
Pengecatan dilakukan dengan sketsa kasar di smartphone, kemudian dibahas dan dikerjakan bersama-sama. Beberapa spot yang sulit dijangkau dimaksimalkan dengan pengecatan di dinding lain.
John Martono menjelaskan bahwa tidak ada konsep spesifik dalam mural ini. Tujuannya adalah menciptakan suasana semarak dan adaptif dengan keinginan warga.
Tema keseluruhan mural menggambarkan fleksibilitas dalam menghadapi hidup, yang dinamakan “the journey of happiness”.
Harapan Peningkatan Ekonomi Warga Sekitar
Ketua RT 10 RW 12 Kelurahan Dago, Rasimun, menyatakan dukungan warga terhadap pengecatan ulang rumah-rumah mereka. Ia berharap peresmian Lembur Katumbiri akan meningkatkan perekonomian warga.
Meskipun peningkatan ekonomi mungkin belum terlihat langsung, Rasimun optimistis akan ada pedagang baru yang bermunculan di masa mendatang.
Dengan warna-warninya yang kembali cerah, Lembur Katumbiri siap menjadi destinasi wisata baru di Bandung, menawarkan pengalaman unik dan pemandangan yang instagramable, sekaligus mendorong perkembangan ekonomi masyarakat setempat. Keberhasilan pemugaran ini menunjukkan kerjasama yang baik antara pemerintah, seniman, dan warga dalam mengembangkan potensi wisata lokal.