Ottawa, Kanada – Kanada resmi menjatuhkan sanksi ekonomi yang mengejutkan terhadap China dengan mengenakan tarif 100% untuk impor kendaraan listrik (EV) dari Negeri Tirai Bambu. Kebijakan ini diumumkan pada Senin (27/8) dan berlaku efektif mulai 1 Oktober mendatang.
Langkah ini diambil sebagai respons atas apa yang disebut Perdana Menteri Justin Trudeau sebagai "kebijakan kelebihan kapasitas yang disengaja" oleh China. Trudeau menegaskan bahwa China tidak bermain dengan aturan yang sama dalam perdagangan internasional.
"Saya pikir kita semua tahu bahwa Tiongkok tidak bermain dengan aturan yang sama," tegas Trudeau kepada wartawan.
Selain tarif 100% untuk EV, Kanada juga mengumumkan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium dari China. Kebijakan ini secara langsung berdampak pada Tesla, yang telah mengirimkan EV buatan Shanghai ke Kanada dalam jumlah besar.
Impor mobil Kanada dari China ke pelabuhan terbesarnya, Vancouver, melonjak 460% dari tahun ke tahun pada tahun 2023, seiring dengan meningkatnya pengiriman EV Tesla dari China.
Akibatnya, saham produsen mobil listrik terkemuka ini anjlok 3% setelah pengumuman tarif tersebut.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Tesla mengenai ekspor China ke Kanada, kebijakan baru ini tentu akan berdampak signifikan pada perusahaan tersebut.
Kanada menegaskan bahwa kebijakan tarif ini dilakukan secara selaras dengan negara-negara lain di seluruh dunia.
"Yang penting dalam hal ini adalah kita melakukannya secara selaras dan paralel dengan negara-negara lain di seluruh dunia," tambah Trudeau.
Hingga saat ini, Kedutaan Besar China di Ottawa belum memberikan komentar terkait kebijakan baru Kanada tersebut.
Sebagai informasi, China merupakan mitra dagang terbesar kedua Kanada setelah Amerika Serikat.
Langkah tegas Kanada ini diprediksi akan memicu ketegangan baru dalam hubungan perdagangan kedua negara.