Penyakit kardiovaskular (CVD) merupakan penyebab utama kematian global, mengancam jutaan jiwa setiap tahunnya. Di Inggris saja, diperkirakan lebih dari separuh penduduk akan mengalami CVD sepanjang hidup mereka. Mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk memperbaiki pola makan, sangat penting untuk mengurangi risiko dan meningkatkan harapan hidup. Sebuah studi terbaru bahkan menunjukkan potensi manfaat tak terduga dari sebuah jenis keju dalam pencegahan CVD.
Studi yang diterbitkan dalam *Medical Hypotheses* mengungkapkan bahwa keju biru, khususnya jenis Roquefort, dapat berperan dalam mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Keju ini mengandung sejumlah nutrisi dan senyawa yang berpotensi melindungi kesehatan jantung. Temuan ini menantang anggapan umum tentang keju dan penyakit kardiovaskular, membuka wawasan baru tentang peran nutrisi dalam kesehatan jantung.
Keju Biru dan Manfaatnya bagi Kesehatan Jantung
Studi tersebut meneliti senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan oleh jamur *Penicillium roqueforti*, jenis jamur yang memberi keju biru karakteristik warna dan rasanya. Senyawa ini terbukti mampu menghambat sintesis kolesterol dan pertumbuhan bakteri, keduanya merupakan faktor risiko penting dalam perkembangan CVD.
Keju biru, selain kaya akan kalsium, juga mengandung vitamin A, B2, D, dan niasin, serta mineral seperti seng dan fosfor. Semua nutrisi ini berkontribusi pada kesehatan secara keseluruhan, termasuk kesehatan jantung. Kandungan nutrisi ini mendukung fungsi tubuh yang optimal dan membantu mengurangi risiko berbagai penyakit kronis.
Roquefort: Keju Biru yang Menjanjikan
Roquefort, dianggap sebagai keju biru yang paling bermanfaat untuk kesehatan jantung. Kandungan nutrisi yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang menarik bagi mereka yang ingin melindungi kesehatan jantung, dengan catatan dikonsumsi secara moderat.
Meskipun kaya nutrisi, penting untuk diingat bahwa Roquefort tetap tinggi lemak jenuh, kolesterol, dan natrium. Konsumsi berlebih dapat berdampak negatif pada kesehatan jantung. Oleh karena itu, moderasi adalah kunci dalam menikmati manfaat keju biru ini.
Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular
Selain pola makan, sejumlah faktor lain meningkatkan risiko CVD. Kurang aktivitas fisik, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan tekanan darah tinggi merupakan faktor-faktor utama yang harus dihindari. Gula darah tinggi dan kadar lipid darah yang abnormal juga merupakan penanda penting.
Harvard School of Public Health merekomendasikan diet yang kaya buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan, unggas, dan minyak nabati. Sebaliknya, konsumsi daging merah dan olahan, karbohidrat olahan, makanan tinggi gula, alkohol, natrium, dan lemak trans harus dibatasi.
Menyeimbangkan Diet untuk Kesehatan Jantung
Salah kaprah yang umum adalah menghindari semua makanan berlemak jika berisiko terkena CVD. British Heart Foundation menyarankan agar keju tetap bisa dikonsumsi, namun sebaiknya keju tinggi lemak dikonsumsi secara hemat. Keju biru, meskipun tinggi lemak, menawarkan nutrisi penting yang bisa bermanfaat bagi kesehatan jantung, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang tepat.
Mengoptimalkan Konsumsi Keju untuk Kesehatan
Keju, termasuk keju biru, memiliki reputasi yang kurang baik. Namun, jika dikonsumsi secara bijak, keju dapat menjadi bagian dari pola makan sehat yang mendukung umur panjang dan kesehatan yang optimal.
Porsi 100 gram Roquefort misalnya, menyediakan 20% kebutuhan harian vitamin B12, 8% vitamin B6, 53% kalsium, dan 42% protein. Namun, keju ini juga mengandung 95% lemak jenuh harian yang direkomendasikan, 25% kolesterol, dan 50% natrium. Penting untuk tetap menjaga porsi kecil dan memperhatikan asupan keseluruhan nutrisi harian.
Kesimpulannya, penelitian terbaru menunjukkan potensi manfaat keju biru, khususnya Roquefort, dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Namun, moderasi tetap menjadi kunci. Meskipun keju biru mengandung nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan jantung, penting untuk mengimbanginya dengan pola makan sehat secara keseluruhan dan gaya hidup aktif untuk meminimalisir risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik mengenai asupan nutrisi yang sesuai dengan kondisi kesehatan individu.