Kelapa sawit & besi baja: Komoditas hijau unggulan Indonesia

Redaksi

Indonesia tengah gencar mendorong ekspor produk ramah lingkungan atau hijau ke pasar global. Komitmen ini diwujudkan melalui berbagai regulasi dan sertifikasi, serta upaya diplomasi internasional untuk meningkatkan daya saing produk-produk tersebut di kancah perdagangan dunia.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjuk beberapa komoditas unggulan sebagai motor penggerak perdagangan hijau Indonesia. Besi dan baja, aluminium, furnitur, dan kelapa sawit menjadi contoh komoditas yang terus dikembangkan dan dipromosikan.

Komoditas Unggulan Perdagangan Hijau Indonesia

Kepala Pusat Kebijakan Perdagangan Internasional Kemendag, Olvy Andrianita, menekankan potensi besar produk-produk ramah lingkungan Indonesia. Ia menyebut besi dan baja yang ramah lingkungan, bahkan dengan emisi nol, serta aluminium sebagai komoditas prioritas.

Selain itu, furnitur berbasis kayu yang telah tersertifikasi SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) juga menjadi andalan. Indonesia juga memiliki komoditas unggulan lainnya, seperti kelapa sawit berkelanjutan.

Regulasi dan Sertifikasi Mendukung Perdagangan Berkelanjutan

Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya terhadap perdagangan berkelanjutan melalui berbagai regulasi. SVLK untuk kayu dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) untuk kelapa sawit merupakan contoh nyata regulasi yang diterapkan.

ISPO, sebagai standar sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan, telah terintegrasi dengan industri kelapa sawit nasional. Selain ISPO, Indonesia juga mengacu pada standar internasional seperti Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Meskipun demikian, tantangan masih ada. Penerimaan pasar global terhadap sertifikasi ISPO dan RSPO masih perlu ditingkatkan. Olvy Andrianita mengakui masih ada keraguan pasar terhadap klaim keberlanjutan produk-produk tersebut.

Upaya Pemerintah untuk Membuka Pasar Global

Pemerintah aktif melobi berbagai forum internasional agar produk-produk hijau Indonesia diterima di pasar global. Upaya ini bertujuan untuk memastikan akses pasar yang luas dan adil bagi para pelaku usaha nasional.

Sinergi antar pihak terkait juga dianggap penting. Kerja sama antara pemerintah, pelaku usaha, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya akan memastikan ekspor produk hijau berjalan lancar tanpa mengorbankan prinsip-prinsip lingkungan.

Pemerintah berupaya menghilangkan kesalahpahaman global terkait komitmen Indonesia pada keberlanjutan. Hal ini penting agar Indonesia mendapatkan tempat yang layak di pasar global yang semakin peduli dengan lingkungan.

Kemendag juga aktif melakukan advokasi dan pembelaan terhadap pelaku usaha Indonesia yang menghadapi penyelidikan terkait produk kayu di pasar internasional, sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dalam mendukung industri berkelanjutan.

Ke depannya, perlu dilakukan sosialisasi dan edukasi yang lebih masif mengenai sertifikasi dan standar keberlanjutan produk-produk Indonesia. Hal ini penting untuk membangun kepercayaan dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam perdagangan komoditas hijau global. Suksesnya perdagangan hijau ini akan berdampak positif bagi perekonomian nasional dan lingkungan.

Also Read

Tags

Topreneur