Duka cita mendalam menyelimuti dunia menyusul wafatnya Paus Fransiskus, Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Sedunia. Kepergiannya meninggalkan kesedihan bagi umat Katolik global dan juga tokoh-tokoh agama lain di seluruh dunia. Salah satu yang menyampaikan belasungkawa adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf.
Gus Yahya, sapaan akrab KH Yahya Cholil Staquf, mengungkapkan rasa kehilangannya atas kepergian pemimpin spiritual umat Katolik tersebut. Ia mengingat Paus Fransiskus sebagai figur yang penuh kasih sayang dan perhatian terhadap seluruh umat manusia, tanpa memandang latar belakang agama, suku, atau ras.
Dukacita Gus Yahya atas Wafatnya Paus Fransiskus
Melalui berbagai pernyataan publik, Gus Yahya menyampaikan rasa simpati dan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus. Ia menyebut Paus sebagai sosok yang menginspirasi dan memberikan pesan perdamaian kepada dunia.
Pernyataan Gus Yahya ini mencerminkan sikap toleransi dan penghormatan antarumat beragama yang selama ini dianut oleh Nahdlatul Ulama (NU). NU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, senantiasa menekankan pentingnya kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama.
Paus Fransiskus: Tokoh Perdamaian Dunia
Paus Fransiskus dikenal luas sebagai pemimpin gereja yang gigih memperjuangkan perdamaian dan keadilan sosial. Ia aktif menyuarakan keprihatinan terhadap berbagai isu global, termasuk kemiskinan, ketidakadilan, dan perubahan iklim.
Selama kepemimpinannya, Paus Fransiskus juga menunjukkan komitmen kuat untuk dialog antaragama. Ia kerap berjumpa dan bertukar pikiran dengan pemimpin-pemimpin agama lain, termasuk dari kalangan Islam, untuk memperkuat persatuan dan kerjasama dalam mengatasi berbagai tantangan kemanusiaan.
Komitmen Dialog Antaragama
Komitmen Paus Fransiskus dalam membangun dialog antaragama terlihat dari berbagai kunjungan dan pertemuannya dengan pemimpin agama lain. Ia menekankan pentingnya saling memahami dan menghargai perbedaan keyakinan sebagai landasan untuk hidup berdampingan secara damai.
Salah satu contoh nyata komitmen ini adalah kunjungan Paus Fransiskus ke berbagai negara dengan mayoritas penduduk muslim. Dalam kunjungan tersebut, ia selalu menyampaikan pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan, serta menekankan pentingnya kerja sama antaragama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Hubungan Harmonis NU dan Vatikan
Kepergian Paus Fransiskus tentunya juga dirasakan oleh Vatikan dan umat Katolik di Indonesia. Hubungan antara NU dan Vatikan selama ini terjalin harmonis dan penuh rasa saling menghormati.
Kerja sama antar kedua lembaga tersebut meliputi berbagai bidang, termasuk dialog antaragama, pendidikan, dan kemanusiaan. Semoga hubungan baik ini akan terus terjaga dan bahkan semakin diperkuat di masa mendatang.
- Kerjasama dalam bidang pendidikan, antara lain melalui pertukaran pelajar dan dosen.
- Kerja sama dalam bidang kemanusiaan, seperti bantuan bencana alam dan program pemberdayaan masyarakat.
- Dialog antaragama yang intensif untuk memperkuat toleransi dan persaudaraan.
Wafatnya Paus Fransiskus merupakan kehilangan besar bagi dunia, namun warisan perdamaian dan kasih sayangnya akan terus dikenang. Sikap toleransi dan dukacita yang ditunjukkan oleh Gus Yahya mencerminkan semangat persatuan dan saling menghormati antarumat beragama di Indonesia, suatu nilai penting yang perlu terus dijaga dan dikembangkan.
Semoga kepergian Paus Fransiskus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk terus mengupayakan perdamaian dan keadilan di dunia, serta memperkuat persaudaraan antar umat beragama.