Liver Muda Rusak? Wanita 21 Tahun Alami Gangguan Liver Parah

Redaksi

Seorang wanita muda asal Tangerang Selatan (Tangsel), Villda (21 tahun), mengalami pengalaman menakutkan saat didiagnosis gangguan fungsi liver pada tahun 2022. Awalnya, gejala yang dialaminya dianggap sepele, namun kondisinya terus memburuk hingga memaksanya mencari pertolongan medis.

Kisah Villda menyoroti pentingnya kewaspadaan terhadap gejala penyakit hati dan perlunya pemeriksaan medis segera jika muncul keluhan yang tidak biasa. Pengalamannya juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga pola hidup sehat untuk mencegah gangguan kesehatan.

Gejala Awal yang Diabaikan

Gejala awal yang dialami Villda berupa mual dan kelemahan tubuh. Ia awalnya mengira hanya masuk angin biasa. Namun, kondisi ini semakin memburuk.

Mual yang terus-menerus disertai muntah setelah makan, hilangnya nafsu makan, dan kelemahan yang ekstrem menjadi pertanda adanya masalah kesehatan yang serius.

Perjalanan Menuju Diagnosa

Keprihatinan akan kondisi kesehatannya membuat Villda memeriksakan diri ke dokter. Pemeriksaan awal menunjukkan perubahan warna kulit dan mata menjadi kuning.

Diagnosis awal mengarah pada hepatitis, namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, hasilnya negatif. Kondisi Villda justru semakin memburuk dengan munculnya ruam gatal, urine berwarna kuning pekat, dan kelemahan yang semakin parah.

Demi mendapatkan kepastian diagnosa, Villda berkonsultasi dengan tiga hingga empat dokter berbeda. Ia bahkan mencoba pengobatan tradisional dan alternatif. Setelah berbagai upaya, akhirnya ia didiagnosis mengalami gangguan fungsi liver.

Penyebab dan Pengobatan

Dokter menduga gangguan fungsi liver yang dialami Villda dipicu oleh virus dengue, penyebab demam berdarah dengue (DBD). Kondisi ini diperparah oleh pola hidup tidak sehat yang dijalaninya.

Villda mengakui kurangnya istirahat dan pola makan yang buruk karena kesibukan kuliah dan skripsi. Hasil laboratorium menunjukkan peningkatan kadar SGOT, SGPT, dan bilirubin, yang mengindikasikan gangguan fungsi hati.

Proses pengobatan yang dijalani Villda memakan waktu satu hingga dua tahun, dengan kontrol rutin bulanan untuk memantau kondisi darah dan fungsi hati. Ia harus menjalani pola hidup sehat yang ketat.

Pola Hidup Sehat Selama Pemulihan

Selama masa pemulihan, Villda menghindari makanan berlemak, mengurangi konsumsi gula dan garam, dan mengonsumsi lebih banyak makanan rebus. Aktivitas fisik berat, termasuk olahraga, dihindari hingga kondisinya benar-benar stabil.

Pemulihan dan Pesan Moral

Saat ini, fungsi hati Villda telah kembali normal, berdasarkan hasil pemeriksaan darah awal tahun 2024. Ia tidak perlu dirawat di rumah sakit, cukup dengan istirahat di rumah.

Kisah Villda menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya memperhatikan gejala kesehatan sedini mungkin dan menjaga pola hidup sehat. Jangan pernah mengabaikan gejala yang muncul, dan segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Perjalanan panjang Villda menuju kesembuhan menunjukkan bahwa kesabaran, ketekunan, dan komitmen terhadap pola hidup sehat sangat penting dalam menghadapi penyakit. Semoga kisahnya dapat menginspirasi banyak orang untuk lebih memperhatikan kesehatan diri sendiri.

Also Read

Tags

Topreneur