Mantan Presiden Termiskin: Rahasia Panteisme dan Kepercayaannya

Redaksi

Mantan Presiden Termiskin: Rahasia Panteisme dan Kepercayaannya
Sumber: Detik.com

Mantan Presiden Uruguay, Jose Mujica, yang dikenal sebagai “presiden termiskin di dunia,” telah meninggal dunia pada usia 89 tahun. Kepercayaan spiritualnya, panteisme, menjadi sorotan setelah kepergiannya. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang kepercayaan panteisme yang dianut Mujica, serta pemikirannya tentang kehidupan, kematian, dan kondisi dunia.

Mujica, yang akrab disapa Pepe, dikenal karena gaya hidupnya yang sederhana dan kejujurannya. Ia menolak untuk pindah dari rumahnya yang sederhana setelah terpilih sebagai presiden.

Kepercayaan Panteisme Jose Mujica

Dalam sebuah wawancara dengan The New York Times pada Juni 2024, Mujica menyatakan dirinya menganut panteisme.

Ia menjelaskan bahwa panteisme merupakan pandangan yang memandang Tuhan dan alam semesta sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan.

Panteisme, berasal dari kata Yunani “pan” (semua) dan “theos” (Tuhan), menyatakan bahwa “Tuhan adalah segalanya, dan segalanya adalah Tuhan”.

Pandangan Mujica tentang Kehidupan dan Kematian

Meskipun mengidentifikasi dirinya sebagai panteis, Mujica menyatakan tidak percaya pada Tuhan dalam arti konvensional.

Namun, ia menghormati keyakinan spiritual orang lain. Ia mengakui bahwa kebutuhan akan kepercayaan kepada Tuhan merupakan respons manusia terhadap misteri kehidupan dan kematian.

Mujica melihat kontradiksi dalam kehidupan, yaitu sebagai sebuah program biologis yang bertujuan untuk bertahan hidup, namun ditakdirkan untuk mati.

Ia menekankan ketergantungan semua makhluk hidup, bahkan hingga pada mikroorganisme yang ada di dalam tubuh manusia.

Kekhawatiran Mujica Terhadap Masa Depan

Di akhir hayatnya, Mujica mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keberadaan senjata nuklir dan fanatisme manusia.

Ia menyayangkan dana yang dihabiskan untuk persenjataan, yang seharusnya digunakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat, seperti pengembangan energi terbarukan.

Mujica menggambarkan manusia sebagai makhluk yang cerdas sekaligus bodoh, yang mampu menciptakan teknologi canggih namun juga merusak planet ini.

Kepergian Jose Mujica meninggalkan warisan berupa kepemimpinan yang sederhana dan pandangan filosofis yang mendalam. Pikiran-pikirannya tentang panteisme, kehidupan, kematian, dan masa depan dunia, tetap relevan dan patut direnungkan.

Also Read

Tags

Topreneur