Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jamaah haji Indonesia atas kendala yang dialami selama penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M. Permohonan maaf ini disampaikan langsung di Makkah, Rabu lalu, mencakup seluruh rangkaian ibadah, mulai dari keberangkatan hingga fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Meskipun secara umum penyelenggaraan haji tahun ini dinilai lebih baik, beberapa kendala tetap terjadi dan menyebabkan ketidaknyamanan bagi para jamaah. Menag mengakui hal tersebut dan menekankan komitmen untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.
Kendala yang Dialami Jamaah Haji Indonesia
Berbagai kendala dilaporkan terjadi selama penyelenggaraan haji tahun ini. Beberapa jamaah mengalami masalah mulai dari tahap kedatangan hingga puncak ibadah di Armuzna.
Salah satu kendala yang paling menonjol adalah terpisahnya beberapa pasangan suami-istri, anak-orang tua, atau lansia dengan pendampingnya. Hal ini terjadi karena masalah penempatan hotel di Makkah.
Selain itu, ada juga kendala penempatan tenda di Arafah dan keterlambatan penjemputan di Muzdalifah. Keterlambatan tersebut diakibatkan oleh kemacetan yang cukup parah.
Proses evakuasi dari Muzdalifah pun mengalami keterlambatan sekitar 40 menit, sehingga baru selesai pada pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS).
Menag menjelaskan bahwa kemacetan dan keterlambatan di Muzdalifah tidak hanya dialami jamaah Indonesia, tetapi juga negara lain yang melewati jalur yang sama.
Evaluasi Positif dan Perbaikan Infrastruktur
Meskipun terdapat kendala, Menag Nasaruddin Umar sepakat dengan pernyataan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Taufiq Al Rabiah, dan Wakil Gubernur Makkah, Pangeran Saud bin Mish’al, bahwa penyelenggaraan haji tahun ini mengalami peningkatan.
Perbaikan infrastruktur, ketersediaan air, dan fasilitas kesehatan menjadi faktor pendukung peningkatan kualitas penyelenggaraan haji tahun ini.
Lebih lanjut, Menag juga mencatat angka kematian jamaah haji Indonesia hingga saat ini tergolong rendah. Hal ini menjadi kabar baik dan harapan agar kondisi ini berlanjut hingga seluruh jamaah kembali ke Tanah Air.
Pemulangan Jamaah Haji dan Persiapan Keberangkatan Gelombang II
Saat ini, operasional haji telah memasuki tahap pemulangan jamaah. Pemulangan jamaah haji gelombang pertama berlangsung dari 11 hingga 25 Juni 2025.
Sebanyak 266 kloter yang berangkat pada gelombang I dan mendarat di Madinah akan dipulangkan melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Menag telah melepas keberangkatan kloter pertama embarkasi Makassar (UPG 01) dari hotel di Syisah menuju Madinah. Alhamdulillah, jamaah dalam keadaan sehat dan gembira.
Gelombang II jamaah haji akan bergeser dari Makkah ke Madinah mulai 18 Juni 2025. Mereka akan berada di Madinah selama sembilan hari sebelum kembali ke Indonesia.
Pemulangan gelombang II dijadwalkan berlangsung dari 26 Juni hingga 10 Juli 2025. Menag berpesan agar jamaah tetap menjaga kesehatan dan keimanan selama proses pemulangan.
Air Zamzam akan diberikan di embarkasi sebagai kenang-kenangan dan bekal bagi jamaah haji.
Secara keseluruhan, meskipun terdapat beberapa kendala, penyelenggaraan haji 1446 H/2025 M menunjukkan progres positif. Perbaikan infrastruktur dan penurunan angka kematian menjadi indikator keberhasilan. Namun, perbaikan layanan dan manajemen tetap perlu ditingkatkan untuk memastikan kenyamanan dan kelancaran ibadah haji di masa mendatang.