Para pemilik mobil listrik Fisker, yang dibanderol dengan harga fantastis mencapai USD70.000 (sekitar Rp1,1 miliar), kini gigit jari. Pasalnya, perusahaan startup asal Amerika ini resmi menyatakan bangkrut, meninggalkan para pemiliknya dalam kesulitan.
"Mobil mewah" yang mereka impikan kini berubah menjadi "rongsokan" karena sulitnya mendapatkan servis dan suku cadang. Business Insider mewawancarai 5 pemilik Fisker Ocean, yang semuanya mengeluhkan masalah pada kendaraan mereka.
Steven Hammer, pemilik Fisker dari Colorado, bercerita tentang perjuangannya mencari panel kaca untuk "SolarSky Roof" di Fisker Ocean-nya. Panel surya yang diklaim Fisker dapat menambah daya baterai ini, kini menjadi beban karena tidak ada yang bisa memperbaikinya.
"Saya menghabiskan berbulan-bulan mencari panel kaca, tapi tidak ada yang bisa membantu. Dealer lokal juga tidak bisa memasang suku cadang pengganti," ujar Hammer.
Ia terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk mengangkut mobilnya ke dealer bersertifikat Fisker di negara bagian lain.
Kisah serupa dialami oleh pemilik Fisker lainnya. Ia harus menghubungi mantan karyawan Fisker melalui pesan untuk mendapatkan kunci baru setelah perusahaan bangkrut pada Juni 2024. Setelah mengirim belasan pesan, akhirnya ada mantan karyawan yang bersedia membantunya.
Masalah ini semakin diperparah dengan banyaknya ulasan negatif dari konsumen terkait bug di software Fisker. Bahkan, reviewer YouTube Marques Brownlee menyebutnya sebagai mobil terburuk.
Fisker, yang sebelumnya dielu-elukan sebagai pelopor mobil listrik, kini terpuruk. Mereka terpaksa memberhentikan sebagian besar tenaga kerjanya dan menghentikan operasionalnya.
"Dari awal mereka (Fisker) tidak pernah memiliki cukup orang di customer service. Sekarang lebih parah," tambah Hammer.
Menurut dokumen pengadilan, Fisker telah menjual sisa armada Fisker Oceans ke perusahaan rental berbasis di New York, American Lease, seharga USD46 juta (sekitar Rp700 miliar). Uang tersebut rencananya akan digunakan untuk membayar sisa pesangon karyawan.
Kisah Fisker ini menjadi pelajaran bagi para calon pembeli mobil listrik. Tidak hanya teknologi yang harus dipertimbangkan, tetapi juga kredibilitas dan stabilitas perusahaan pembuatnya.