Kapal Madleen, yang membawa 12 aktivis solidaritas Palestina termasuk Greta Thunberg, berangkat dari Catania, Italia pada 1 Juni menuju Jalur Gaza. Perjalanan yang direncanakan selama tujuh hari ini berakhir misterius ketika kapal kehilangan kontak pada Minggu malam, 8 Juni, saat memasuki perairan teritorial Gaza. Kehilangan kontak ini memicu kekhawatiran internasional.
Keberangkatan kapal Madleen merupakan bagian dari misi kemanusiaan yang digagas Freedom Flotilla Coalition (FFC). Organisasi nirlaba internasional ini bertujuan untuk mengirimkan bantuan kepada warga Gaza yang terdampak blokade ketat Israel pasca serangan 7 Oktober 2023.
Misi Kemanusiaan Kapal Madleen dan Penumpang Tergabung
Selain Greta Thunberg, kapal Madleen mengangkut aktivis dari berbagai negara, termasuk Jerman, Prancis, Brasil, Turki, Spanyol, dan Belanda. Mereka berniat menyampaikan bantuan kemanusiaan berupa susu bayi, tepung, beras, popok, perlengkapan perempuan, alat penjernih air, obat-obatan, kruk, dan kaki palsu anak-anak.
Nama kapal Madleen sendiri diambil dari nama seorang nelayan perempuan pertama di Gaza, Madleen Kulab, yang gigih membantu keluarganya mencari nafkah di tengah kesulitan. Kisah hidupnya menjadi simbol ketahanan dan perjuangan warga Gaza.
Kehilangan Kontak dan Tuduhan Israel
Kapal Madleen dijadwalkan berlabuh di Gaza pada Senin pagi, 9 Juni. Namun, pada Senin dini hari, portal pelacak milik FFC menunjukkan hilangnya kontak dengan kapal tersebut, ditandai dengan simbol “tanda seru”.
Israel sebelumnya telah memperingatkan akan mencegat “upaya provokasi” untuk menembus blokade Gaza, yang menurut mereka bertujuan untuk mencegah masuknya senjata Hamas. Mereka memblokade Gaza untuk alasan keamanan.
Tanggapan Internasional atas Kehilangan Kontak
Kehilangan kontak Kapal Madleen telah memicu reaksi internasional. Banyak pihak mendesak penyelidikan menyeluruh untuk memastikan keselamatan para aktivis dan bantuan kemanusiaan yang dibawa. Organisasi internasional dan negara-negara terkait turut menyatakan keprihatinan mereka.
Beberapa pihak menuding Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya kontak tersebut, mengacu pada sejarah intervensi Israel terhadap kapal-kapal yang mencoba mengirimkan bantuan ke Gaza. Namun, hingga saat ini belum ada konfirmasi resmi mengenai hal tersebut.
Bantuan Kemanusiaan di Tengah Blokade Gaza
Blokade ketat yang diberlakukan Israel terhadap Gaza telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang serius. Akses terhadap makanan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya sangat terbatas.
Misi kemanusiaan seperti yang dilakukan Kapal Madleen menjadi penting untuk memberikan bantuan kepada warga Gaza yang sangat membutuhkan. Kehilangan kontak kapal tersebut meningkatkan keprihatinan akan akses bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
Keberadaan kapal Madleen dan misi kemanusiaannya menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi yang berkelanjutan untuk krisis kemanusiaan di Gaza, serta pentingnya akses bantuan tanpa hambatan bagi warga yang membutuhkan.
Kejadian hilangnya kontak Kapal Madleen mengingatkan akan kompleksitas situasi di Gaza dan betapa sulitnya upaya memberikan bantuan kemanusiaan. Nasib para aktivis dan bantuan yang mereka bawa masih menjadi pertanyaan besar yang menuntut penyelidikan yang transparan dan tuntas dari semua pihak yang terkait.