Misteri Kereta Cepat IKN: Pulang Kampung ke China?

Redaksi

Misteri Kereta Cepat IKN: Pulang Kampung ke China?
Sumber: Detik.com

Kereta tanpa rel atau Autonomous Rail Transit (ART) yang sempat diujicobakan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, telah dikembalikan ke China. Pengujian berlangsung selama tiga bulan, dari Agustus hingga Oktober 2024, sebagai bagian dari uji coba atau *Proof of Concept* (PoC).

Pengembalian ART ini dikonfirmasi oleh Staf Khusus Kepala Otorita IKN Bidang Komunikasi Publik, Troy Pantouw. Proses pemulangan dilakukan oleh CRRC Qingdao Sifang, manufaktur penyedia ART, pada 1 Mei 2025.

Uji Coba ART di IKN: Sebuah Proyek Ambisius

Gagasan penggunaan kereta tanpa rel di IKN muncul sejak awal 2023, saat Budi Karya Sumadi masih menjabat sebagai Menteri Perhubungan. Kala itu, rencana ini melibatkan teknologi *automated guideway transit* (AGT), serupa dengan *skytrain* di Bandara Soekarno-Hatta.

Sistem AGT yang direncanakan memiliki kapasitas 50 penumpang per rangkaian. Hal ini berbeda dengan target awal yang sempat digaungkan.

Kerja sama dengan China, khususnya dengan Norinco dan China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC), menjadi kunci dalam proyek ini. Kesepakatan ini merupakan hasil pembicaraan antara Menteri Perhubungan Indonesia dan Menteri Transportasi China pada awal 2024.

Dua rangkaian ART, masing-masing terdiri dari tiga gerbong dengan kapasitas 302 penumpang, didatangkan untuk uji coba. Rencananya, ART akan melayani rute dari sumbu kebangsaan, sumbu barat, hingga sumbu timur IKN.

Spesifikasi dan Operasional ART

ART dirancang dengan kecepatan jelajah 40 km/jam dan target waktu tunggu 5 menit di setiap halte. Sistem ini memanfaatkan baterai dan sensor untuk membaca marka jalan, sehingga ramah lingkungan dan hemat energi.

Kendaraan ini beroperasi di jalan raya biasa, mengikuti jalur virtual yang telah ditentukan sebelumnya. Penggunaan teknologi ini diharapkan mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada energi fosil.

Respon Positif Awal dan Target Operasional

Presiden Joko Widodo sempat menjajal ART pada Agustus 2024 dan memberikan respons positif. Beliau menyebut ART sebagai solusi transportasi massal yang murah dan ramah lingkungan, dengan biaya pengadaan sekitar Rp 70 miliar.

Awalnya, ART ditargetkan beroperasi terbatas pada perayaan HUT RI ke-79 di IKN pada 17 Agustus 2024. Pada hari tersebut, ART memang sempat mengangkut tamu undangan dari Istana Negara.

Uji coba ART direncanakan berlangsung hingga Oktober 2024, dengan akses publik gratis hingga Desember 2024. Namun, evaluasi oleh Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kemenhub dan Otorita IKN akan menentukan kelanjutan proyek ini.

Evaluasi dan Pengembalian ke China

Pada November 2024, muncul kabar rencana pengembalian ART ke China. Hal ini didasarkan pada hasil evaluasi PoC yang menunjukkan sistem otonom ART belum berfungsi optimal.

Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN, Mohammed Ali Berawi, menjelaskan bahwa sistem otonom ART belum berjalan sesuai harapan. Oleh karena itu, diputuskan untuk mengembalikan ART ke China.

Sesuai Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2024, Otorita IKN bertanggung jawab atas pelaksanaan dan evaluasi uji coba ART. Keputusan mengembalikan ART ke China diambil setelah mempertimbangkan hasil evaluasi yang kurang memuaskan.

Sampai saat ini, belum ada rencana untuk melanjutkan kerja sama dengan CRRC Qingdao Sifang terkait pengadaan ART di IKN.

Kesimpulannya, proyek ART di IKN berakhir tanpa kelanjutan. Meskipun diawali dengan antusiasme dan harapan besar sebagai solusi transportasi massal yang inovatif dan ramah lingkungan, kendala teknis pada sistem otonom menjadi penyebab utama kegagalan proyek ini. Ke depan, dibutuhkan evaluasi yang lebih komprehensif dan perencanaan yang matang sebelum mengimplementasikan teknologi baru dalam proyek infrastruktur skala besar.

Also Read

Tags

Topreneur