Mitos Darah Tinggi Akibat Daging Kambing? Ini Faktanya!

Redaksi

Mitos Darah Tinggi Akibat Daging Kambing? Ini Faktanya!
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Setiap perayaan Idul Adha, perbincangan seputar khasiat dan dampak konsumsi daging kambing selalu ramai. Banyak mitos beredar di masyarakat, salah satunya adalah anggapan bahwa mengonsumsi daging kambing dapat menyebabkan darah tinggi atau hipertensi. Namun, benarkah demikian?

Anggapan tersebut telah dibantah oleh berbagai pakar kesehatan, termasuk dr. Tirta Mandira Hudhi, seorang dokter sekaligus influencer kesehatan yang dikenal luas. Ia menegaskan bahwa mitos ini tidak berdasar pada pemahaman medis yang tepat.

Mitos Daging Kambing Penyebab Hipertensi

Dokter Tirta menjelaskan melalui media sosialnya bahwa daging kambing bukanlah penyebab utama hipertensi. Pernyataan “daging kambing bikin hipertensi” menurutnya adalah sebuah kesalahan informasi.

Menurutnya, penyebab utama tekanan darah tinggi justru terletak pada cara pengolahan dan konsumsi yang berlebihan. Bukan kambingnya yang menjadi masalah, melainkan cara penyajiannya.

Kandungan Gizi Daging Kambing dan Dampaknya pada Kesehatan

Secara ilmiah, daging kambing sebenarnya kaya akan nutrisi bermanfaat bagi tubuh. Dalam 100 gram daging kambing, terdapat kandungan lemak jenuh yang lebih rendah dibandingkan daging sapi atau domba.

Daging kambing juga merupakan sumber protein yang baik, serta kaya akan zat besi dan vitamin B12. Nutrisi-nutrisi ini penting untuk menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Lemak Jenuh yang Lebih Rendah

Kandungan lemak jenuh yang rendah pada daging kambing dibandingkan dengan daging sapi atau domba, membuatnya menjadi pilihan yang lebih sehat bagi mereka yang memperhatikan asupan lemak dalam dietnya.

Sumber Protein, Zat Besi, dan Vitamin B12

Protein, zat besi, dan vitamin B12 yang terkandung dalam daging kambing sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk pembentukan sel darah merah dan metabolisme energi. Kekurangan nutrisi ini dapat berdampak buruk pada kesehatan.

Cara Konsumsi yang Sehat untuk Mencegah Hipertensi

Meskipun kaya nutrisi, konsumsi daging kambing yang berlebihan dan diolah dengan cara tertentu dapat meningkatkan risiko hipertensi. Hal ini disebabkan oleh tambahan garam dan gula yang biasanya ditambahkan dalam proses pengolahan.

Penggunaan kecap manis yang berlebih, nasi putih, kerupuk, dan sambal asin saat mengonsumsi sate kambing misalnya, akan meningkatkan asupan garam dan gula secara signifikan. Asupan garam dan gula yang tinggi inilah yang dapat memicu kenaikan tekanan darah, terutama pada individu yang memiliki riwayat hipertensi.

  • Batasi penggunaan kecap manis dan saus lainnya yang tinggi gula dan garam.
  • Pilih metode pengolahan yang lebih sehat, seperti merebus atau memanggang.
  • Konsumsi daging kambing dalam porsi yang wajar dan seimbang dengan makanan lain.
  • Pilih nasi merah sebagai pengganti nasi putih untuk mengurangi asupan karbohidrat sederhana.
  • Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan sebagai sumber serat dan vitamin.

Dr. Tirta menyarankan agar masyarakat tidak langsung menyalahkan daging kambing sebagai penyebab hipertensi. Edukasi tentang pola makan seimbang dan gaya hidup sehat jauh lebih penting untuk mencegah penyakit tersebut.

Mengonsumsi sate kambing tiga tusuk tanpa kecap berlebih, bersama nasi merah dan lalapan, tidak akan langsung meningkatkan tekanan darah secara drastis. Kuncinya adalah keseimbangan dan pemahaman tentang cara mengolah dan mengonsumsi makanan sehat. Perhatikanlah komposisi makanan di piring kita sebelum menuding kambing sebagai penyebab hipertensi.

Kesimpulannya, mitos tentang daging kambing sebagai penyebab hipertensi perlu diluruskan. Dengan mengonsumsi daging kambing secara proporsional dan mengolahnya dengan cara yang tepat, kita dapat menikmati kelezatannya tanpa perlu khawatir akan dampak negatif terhadap kesehatan. Pentingnya edukasi dan pemahaman tentang pola makan sehat jauh lebih krusial daripada sekadar menghindari jenis makanan tertentu.

Also Read

Tags

Topreneur