Topreneur – Pemerintah Indonesia gencar mendorong transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik berbasis baterai. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). Selain ramah lingkungan, mobil listrik diklaim dapat mengurangi konsumsi BBM hingga 12,8 juta barel per tahun.
Sejumlah produsen otomotif telah meluncurkan mobil listrik andalan mereka, menarik minat masyarakat untuk beralih. Mobil listrik menawarkan efisiensi biaya karena tak perlu membeli BBM dan perawatan komponen yang rumit seperti pada mobil konvensional. Namun, sebelum memutuskan untuk membeli mobil listrik, penting untuk memahami plus minusnya di Indonesia.
Keuntungan Mobil Listrik:
- Ramah Lingkungan: Mobil listrik menggunakan baterai yang disalurkan ke motor listrik untuk menggerakkan kendaraan. Tanpa pembakaran mesin, emisi gas CO2 dan CO yang berbahaya bagi lingkungan dapat dikurangi. Satu mobil listrik dapat mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 4,5 metrik ton, mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas udara.
- Lebih Mulus dan Tenang: Motor listrik menghasilkan suara yang jauh lebih senyap dibandingkan mesin BBM, membuat perjalanan lebih nyaman. Getaran mesin yang mengganggu juga tidak akan terasa di dalam kabin. Keheningan ini juga memberikan ketenangan bagi pengguna jalan lainnya, mendorong perilaku berkendara yang lebih tertib.
- Perawatan Lebih Mudah: Mobil listrik tidak memerlukan perawatan berkala seperti penggantian oli, busi, dan filter udara. Perawatan hanya dilakukan melalui sistem komputer untuk memantau kondisi baterai dan perangkat kelistrikan lainnya.
- Hemat untuk Jangka Panjang: Selain tidak perlu mengeluarkan biaya perawatan berkala, pemilik mobil listrik juga terbebas dari pengeluaran untuk BBM. Hal ini membuat mobil listrik lebih hemat dalam jangka panjang dibandingkan mobil konvensional.
- Bebas Ganjil-Genap: Mobil listrik dibebaskan dari aturan Ganjil-Genap yang diterapkan di beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan kelir biru pada bagian bawah pelat nomor.
Kekurangan Mobil Listrik:
- Harga Masih Mahal: Mobil listrik masih tergolong mahal karena baru sedikit produsen yang memasarkannya di Indonesia. Hanya Wuling yang menawarkan mobil listrik dengan harga terjangkau, yaitu Air ev dengan harga Rp238 juta untuk tipe Standard Range. Sementara Hyundai, yang memiliki mobil listrik berukuran lebih besar seperti Kona dan IONIQ 5, memasang harga di atas Rp600 jutaan. Harga baterai yang menjadi komponen utama mobil listrik menjadi faktor utama penyebab mahalnya harga.
- Infrastruktur Belum Memadai: Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih terbatas, membuat masyarakat ragu untuk beralih ke mobil listrik. Meskipun di Jakarta SPKLU sudah tersebar, di wilayah lain masih sulit ditemukan. Hyundai telah menyediakan Wall Mount Charging di 200 lokasi, namun model ini tidak kompatibel dengan mobil listrik dari pabrikan lain. Penting untuk menerapkan standar colokan yang sama agar SPKLU dapat digunakan secara universal.
- Waktu Pengisian Baterai yang Lama: Mobil listrik membutuhkan waktu 12-18 jam untuk mengisi baterai dari 0 hingga penuh, jika tidak menggunakan fast charging. Penggunaan fast charging tidak dianjurkan terlalu sering agar usia baterai tetap terjaga. Pemilik mobil listrik harus selalu memperhatikan jumlah baterai yang tersisa.
- Harga Baterai Masih Mahal: Baterai mobil listrik memiliki masa pakai sekitar 8-10 tahun, tergantung cara pengisiannya. Jika baterai rusak, penggantiannya bisa mencapai setengah harga mobil.
Meskipun memiliki beberapa kekurangan, mobil listrik menawarkan solusi ramah lingkungan dan hemat biaya dalam jangka panjang. Namun, untuk mendorong adopsi massal, pemerintah dan industri otomotif perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan harga, infrastruktur, dan teknologi baterai.