Mogok Nasional Ojol 24 Jam: Tuntutan Pedas ke Pemerintah & Aplikator

Redaksi

Mogok Nasional Ojol 24 Jam: Tuntutan Pedas ke Pemerintah & Aplikator
Sumber: Pikiran-rakyat.com

Ribuan pengemudi ojek online (ojol) dari Asosiasi Garda Indonesia menggelar aksi demonstrasi besar-besaran hari ini. Aksi ini meliputi penghentian layanan ojol roda dua dan roda empat selama 24 jam penuh, sebagai bentuk protes terhadap kondisi kerja yang mereka anggap tidak adil. Demo tersebut berlangsung di berbagai kota di Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, melibatkan lebih dari 25 ribu pengemudi yang berkumpul di sejumlah basecamp di Jakarta.

Para pengemudi ojol merasa tuntutan mereka selama ini diabaikan oleh pemerintah dan perusahaan aplikasi. Mereka berharap aksi ini dapat menjadi momentum perubahan signifikan untuk kesejahteraan para pengemudi yang menjadi penopang ekonomi banyak keluarga.

Tuntutan Utama Pengemudi Ojol dalam Aksi Demonstrasi

Pengemudi ojol menuntut sejumlah hal penting yang berkaitan dengan kesejahteraan dan keadilan dalam pekerjaan mereka. Mereka berharap pemerintah dan perusahaan aplikasi merespon tuntutan ini dengan serius dan segera melakukan tindakan nyata.

Salah satu tuntutan utama adalah penerapan sanksi tegas terhadap perusahaan aplikasi yang melanggar aturan Permenhub PM Nomor 12 Tahun 2019 dan Kepmenhub KP Nomor 1001 Tahun 2022. Para pengemudi merasa aturan tersebut kerap dilanggar tanpa adanya tindakan tegas dari pemerintah.

Mereka juga meminta Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi untuk mengambil langkah konkrit dalam hal ini.

Selain itu, para pengemudi meminta Komisi V DPR RI untuk menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Kemenhub, asosiasi pengemudi, dan perusahaan aplikator. Tujuannya untuk membahas secara komprehensif permasalahan yang dihadapi para pengemudi.

RDP ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.

Perbaikan Sistem dan Pembagian Pendapatan yang Lebih Adil

Aksi ini juga menyoroti masalah pembagian pendapatan yang dianggap tidak adil. Para pengemudi menuntut agar potongan biaya aplikasi maksimal 10 persen dari pendapatan mereka.

Potongan biaya aplikasi yang tinggi saat ini dinilai sangat memberatkan penghasilan para pengemudi. Pengurangan ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bersih mereka secara signifikan.

Selain itu, mereka menuntut revisi tarif penumpang dan penghapusan program-program yang dianggap merugikan, seperti program aceng, slot, hemat, dan prioritas. Program-program tersebut dinilai menciptakan persaingan tidak sehat dan merugikan pengemudi.

Persaingan yang tidak sehat tersebut menyebabkan pendapatan pengemudi semakin tergerus.

Terakhir, para pengemudi menuntut agar tarif layanan makanan dan pengiriman barang ditetapkan secara adil. Mereka menginginkan adanya negosiasi dan kesepakatan bersama antara asosiasi pengemudi, regulator, aplikator, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Keterlibatan YLKI diharapkan dapat memastikan penetapan tarif yang melindungi hak-hak konsumen dan pengemudi.

Kekecewaan terhadap Sikap Pemerintah dan Harapan untuk Perubahan

Aksi demonstrasi ini dilatarbelakangi oleh kekecewaan Garda Indonesia terhadap kurang tegasnya pemerintah dalam menindak pelanggaran oleh aplikasi ojol sejak tahun 2022.

Asosiasi Garda Indonesia berharap aksi ini dapat menjadi suara yang didengar pemerintah dan perusahaan aplikasi. Mereka menginginkan perubahan nyata yang dapat memperbaiki kondisi kerja para pengemudi.

Para pengemudi berharap agar tuntutan mereka dipenuhi demi meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.

Aksi ini menunjukkan betapa pentingnya perhatian pemerintah dan perusahaan aplikasi terhadap kesejahteraan para pengemudi ojol. Mereka adalah tulang punggung ekonomi banyak keluarga, dan perbaikan kondisi kerja mereka sangatlah krusial.

Semoga aksi ini dapat menjadi langkah awal menuju sistem yang lebih adil dan berkelanjutan bagi para pengemudi ojol.

Also Read

Tags

Topreneur