Garuda Indonesia menorehkan prestasi gemilang di kuartal pertama tahun 2025. Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan tren positif, ditandai dengan peningkatan signifikan pada pendapatan segmen penerbangan tidak berjadwal atau charter.
Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan permintaan layanan umrah dan juga membaiknya kondisi bisnis penerbangan global secara umum. Kesuksesan ini menjadi bukti efektifitas strategi transformasi bisnis yang tengah dijalankan Garuda Indonesia.
Pendapatan Charter Melonjak Signifikan
Pendapatan Garuda Indonesia dari penerbangan charter di kuartal I 2025 mencapai USD 37.958.218.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 92,88% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini juga diiringi oleh lonjakan jumlah penumpang charter yang mencapai 24.618 penumpang, atau naik 104% dibandingkan kuartal I 2024. Sebanyak 69 penerbangan charter, sebagian besar untuk perjalanan umrah, berkontribusi terhadap pencapaian ini.
Kinerja Keuangan Garuda Indonesia Secara Keseluruhan
Secara keseluruhan, pendapatan operasional konsolidasian Garuda Indonesia per 31 Maret 2025 tercatat sebesar USD 723,56 juta.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 1,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ini tidak hanya berasal dari sektor charter, tetapi juga didukung oleh peningkatan volume penumpang dan kargo.
Jumlah Penumpang dan Kargo
Selama periode Januari hingga Maret 2025, Garuda Indonesia Group mengangkut 5,12 juta penumpang.
Rinciannya, 2,64 juta penumpang diangkut oleh Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang diangkut oleh Citilink.
Tingkat keterisian kursi (seat load factor) mencapai 78,8%, meningkat 5% dibandingkan kuartal I 2024.
Di sektor kargo, volume angkutan meningkat 5% menjadi 58.145 ton, terdiri dari 34.715 ton oleh Garuda Indonesia dan 23.430 ton oleh Citilink.
Ketepatan waktu penerbangan (On-Time Performance/OTP) Garuda Indonesia Group selama kuartal pertama mencapai 88,19%, menempatkannya di jajaran maskapai dengan ketepatan waktu terbaik di kawasan regional.
Strategi Garuda Indonesia Menuju Masa Depan
Garuda Indonesia berhasil mencatatkan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar USD 62,27 juta, meningkat 87,15% dibandingkan kuartal I 2024.
Meskipun masih mencatatkan kerugian bersih sebesar USD 75,93 juta (berkurang 12,54% dibanding tahun lalu), hal ini terutama disebabkan oleh beban keuangan terkait restrukturisasi pembiayaan.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menyatakan optimisme terhadap tren pertumbuhan ini.
Ia menekankan pentingnya kinerja charter sebagai pendorong utama penguatan bisnis dan mengungkapkan rencana penambahan armada hingga 100 pesawat pada akhir 2025.
Program transformasi berkelanjutan Garuda Indonesia meliputi refocusing anggaran, optimalisasi armada, peningkatan layanan, dan pembaruan di sisi organisasi, termasuk pelatihan awak pesawat, sistem tunjangan kompetitif, serta tata kelola human capital yang lebih baik.
Dengan fundamental keuangan yang semakin solid dan komitmen untuk menjaga ketahanan finansial, Garuda Indonesia optimis menghadapi tantangan industri penerbangan di masa mendatang.
Secara keseluruhan, kinerja Garuda Indonesia di kuartal pertama 2025 menunjukkan pemulihan yang signifikan. Strategi diversifikasi pendapatan, peningkatan efisiensi operasional, dan komitmen terhadap transformasi berkelanjutan menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam menghadapi tantangan dan meraih pertumbuhan positif. Ke depannya, perluasan armada dan peningkatan layanan akan semakin memperkuat posisi Garuda Indonesia di pasar penerbangan.