Kota Petra, situs warisan dunia UNESCO yang menakjubkan di Yordania, kembali dibuka untuk umum pada Senin, 5 Mei 2025. Setelah penutupan sementara akibat cuaca buruk yang ekstrem, para wisatawan kini dapat kembali menjelajahi keindahan kota kuno yang berusia 2.300 tahun ini.
Penutupan sementara tersebut dilakukan sebagai tindakan pencegahan untuk keselamatan wisatawan. Hujan deras yang melanda wilayah Yordania selatan menyebabkan banjir bandang yang berbahaya di area Petra.
Banjir Bandang Melanda Petra, Ratusan Wisatawan Dievakuasi
Banjir bandang yang menerjang Petra disebabkan oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah Yordania selatan. Air bah mengalir deras melalui lembah-lembah sempit dan lorong-lorong batu di situs arkeologi tersebut.
Siq, jalur utama menuju area utama Petra, menjadi salah satu area yang paling terdampak. Medan berbatu dan sempit di kawasan ini meningkatkan risiko wisatawan terjebak dan terjadi longsor.
Sebanyak 1.800 wisatawan dievakuasi dari area Petra untuk memastikan keselamatan mereka. Sayangnya, berdasarkan laporan Arab News, seorang ibu dan anak dilaporkan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.
Otoritas Pengembangan dan Pariwisata Petra (PDTRA) langsung menghentikan penjualan tiket dan menutup akses ke situs tersebut hingga kondisi aman tercipta.
Upaya Penanganan Darurat dan Pemulihan Petra
Tim penyelamat dan staf PDTRA segera bergerak melakukan tindakan penyelamatan dan pemulihan pasca banjir bandang. Mereka membersihkan saluran air, memperbaiki jalur wisata yang rusak, dan memastikan keamanan fasilitas di Petra.
Yazan Mahadin, komisaris PDTRA, menekankan bahwa keselamatan pengunjung dan penduduk lokal merupakan prioritas utama. PDTRA berkoordinasi dengan pasukan keamanan dan pertahanan sipil untuk memastikan respons darurat yang cepat dan efektif.
Pembersihan dan perbaikan infrastruktur dilakukan secara intensif untuk mengembalikan Petra ke kondisi yang aman dan nyaman bagi wisatawan. PDTRA berkomitmen untuk memastikan situs tersebut dapat dikunjungi kembali dengan aman.
Petra, Situs Warisan Dunia yang Rentan terhadap Cuaca Ekstrim
Petra, yang dibangun oleh bangsa Nabatean sekitar 2.300 tahun lalu, memiliki struktur bangunan yang terbuat dari batu pasir. Hal ini membuat kota kuno tersebut rentan terhadap kerusakan akibat cuaca ekstrem seperti hujan deras dan banjir bandang.
Kejadian ini menyoroti pentingnya manajemen risiko bencana di situs-situs warisan dunia. Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam menjadi krusial untuk melindungi warisan budaya dan keselamatan pengunjung.
Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya upaya konservasi dan pemeliharaan Petra sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru. Upaya perlindungan dan pelestarian Petra untuk generasi mendatang akan terus dilakukan.
Meskipun peristiwa ini menyedihkan, upaya pemulihan dan pembukaan kembali Petra menunjukkan komitmen kuat Yordania dalam melindungi warisan budaya mereka dan menjamin keselamatan wisatawan.
Ke depannya, diharapkan pengelolaan risiko bencana di Petra akan ditingkatkan untuk meminimalkan dampak cuaca ekstrem terhadap situs bersejarah tersebut, demi kenyamanan dan keamanan para wisatawan yang ingin menikmati keindahan Petra.