Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkapkan data mengejutkan terkait eksploitasi ekonomi Indonesia di masa penjajahan Belanda. Pernyataan ini disampaikan dalam sambutan pembukaan pameran Indo Defence, Indo Marine, dan Indo Aerospace di Jakarta. Angka yang disampaikan cukup mencengangkan, dan memicu diskusi lebih lanjut mengenai dampak penjajahan terhadap perekonomian Indonesia. Informasi ini menjadi sorotan mengingat konteksnya yang disampaikan langsung oleh Presiden.
Kerugian Ekonomi Indonesia Akibat Penjajahan Belanda: Angka Fantastis Rp504 Kuadriliun
Presiden Prabowo menyatakan bahwa berdasarkan riset terbaru, Belanda telah mengambil kekayaan Indonesia senilai 31 triliun dolar AS atau sekitar Rp504 kuadriliun selama masa penjajahan. Angka ini sangat signifikan.
Nilai tersebut, menurut Presiden Prabowo, setara dengan 18 kali lipat Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia saat ini yang berada di angka 1,5 triliun dolar AS (sekitar Rp24,4 kuadriliun).
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menambahkan bahwa kerugian ini juga setara dengan anggaran negara selama 140 tahun. Ini menunjukkan betapa besarnya dampak ekonomi negatif penjajahan Belanda terhadap Indonesia.
Dominasi Ekonomi Belanda dan Potensi Indonesia
Presiden Prabowo juga menyinggung dominasi ekonomi Belanda selama masa penjajahan. Beliau menyebutkan bahwa Belanda menikmati PDB per kapita tertinggi di dunia saat menjajah Indonesia.
Kontras dengan masa penjajahan, Presiden Prabowo optimistis Indonesia dapat mencapai potensi ekonominya yang luar biasa. Beliau menekankan pentingnya menjaga kekayaan negara agar PDB per kapita Indonesia dapat menjadi salah satu yang tertinggi di dunia.
Proyeksi ekonomi Indonesia yang positif juga disampaikan oleh Presiden Prabowo. Banyak lembaga ekonomi dunia meramalkan Indonesia akan masuk dalam 5 atau 6 besar ekonomi dunia dalam waktu dekat.
Pameran Indo Defence 2025: Melihat Kemajuan Pertahanan Indonesia
Pernyataan Presiden Prabowo terkait kerugian ekonomi di masa lalu disampaikan dalam konteks pembukaan pameran Indo Defence, Indo Marine, dan Indo Aerospace 2025.
Pameran ini diikuti oleh 1.180 perusahaan dari 55 negara, menunjukkan komitmen Indonesia dalam pengembangan teknologi pertahanan. Turki, Amerika Serikat, dan Prancis merupakan beberapa negara yang membangun paviliun tersendiri.
Pameran Indo Defence 2025, yang berlangsung dari tanggal 11-14 Juni di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, menjadi wadah bagi seluruh kalangan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan sains di bidang pertahanan. Ini merupakan langkah strategis Indonesia untuk memperkuat kemampuan pertahanan negaranya.
Presiden Prabowo, dalam sambutannya, menekankan pentingnya pembelajaran dari sejarah penjajahan. Pengelolaan kekayaan negara yang efektif dan efisien menjadi kunci untuk mencapai potensi ekonomi Indonesia yang luar biasa di masa depan. Pernyataan beliau mengenai kerugian ekonomi yang fantastis akibat penjajahan menjadi pengingat penting akan arti kedaulatan dan pengelolaan sumber daya secara bijak untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Pameran Indo Defence 2025 sendiri menjadi simbol kemajuan Indonesia di bidang teknologi pertahanan, sekaligus menunjukkan tekad untuk membangun negara yang lebih kuat dan berdaulat.