Presiden RI Prabowo Subianto memberikan keterangan terkait pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertemuan tersebut membahas upaya deeskalasi konflik antara Iran dan Israel yang tengah memanas.
Prabowo mengakui pengaruh besar Rusia di Timur Tengah, khususnya hubungannya dengan pemerintah Iran. “Ya tentunya pengaruh Rusia lebih besar ya di kawasan itu, khususnya dengan pemerintah Iran. Jadi saya kira peran dari pemerintah Rusia akan sangat besar. Ya semua akan berusaha untuk deeskalasi,” ujar Prabowo di St. Petersburg, Rusia, Sabtu (21/6).
Ia berharap semua pihak dapat menurunkan tensi konflik dan mencari solusi damai. “Kita ingin semua turunkan suhu. Kita ingin cari penyelesaian jalan keluar yang damai untuk semua pihak,” tambahnya.
Pernyataan Prabowo Soal Perang Iran-Israel
Sebelumnya, Prabowo mengaku telah memprediksi konflik Iran-Israel beberapa bulan lalu. Ia menyampaikan prediksi tersebut kepada sejumlah pemimpin redaksi media nasional di Hambalang, Bogor. “Amerika siap mau nyerang Iran, Rusia mengatakan jangan nyerang Iran, kalau nyerang Iran berhadapan dengan saya, Rusia,” kata Prabowo.
Prabowo menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya perang dunia ketiga akibat eskalasi konflik tersebut. Ia melihat ketidakpastian global yang tinggi dan mengingatkan akan pentingnya upaya perdamaian. “Tapi kalau terjadi perang nuklir kita non blok saja kita akan kena. Nah kita harus hati-hati dan untuk itulah saya selalu mengajak mari kita rukun, mari kita mengatasi persoalan bersama gitu,” jelasnya.
Konflik Iran-Israel: Eskalasi dan Dampaknya
Konflik Iran-Israel saat ini tengah memanas di tengah genosida yang masih berlangsung di Palestina. Kedua negara saling melancarkan serangan udara. Serangan dimulai sejak 13 Juni lalu, dengan Israel mengklaim serangannya bertujuan untuk melucuti senjata nuklir dan program rudal balistik Iran.
Namun, serangan Israel juga menargetkan permukiman penduduk, menyebabkan banyak korban jiwa. Sebagai balasan, Iran melancarkan ratusan roket dan rudal. Situasi ini menunjukkan betapa kompleks dan rawannya kondisi geopolitik di Timur Tengah saat ini.
Posisi Indonesia dalam Konflik
Prabowo menegaskan kembali komitmen Indonesia pada politik luar negeri bebas aktif. Meskipun demikian, ia menekankan bahwa Indonesia tetap rentan terhadap dampak dari konflik berskala besar, terutama jika melibatkan senjata nuklir. Oleh karena itu, upaya perdamaian dan deeskalasi menjadi sangat penting bagi Indonesia.
Pernyataan Prabowo mencerminkan keprihatinan Indonesia terhadap potensi dampak meluas dari konflik Iran-Israel. Indonesia, sebagai negara yang menganut prinsip perdamaian, terus mendorong upaya diplomasi dan penyelesaian damai untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.
Peran Rusia sebagai mediator potensial dalam konflik ini patut diperhatikan. Pengaruh Rusia yang signifikan di kawasan tersebut, khususnya hubungannya dengan Iran, memberikannya posisi strategis untuk membantu meredakan ketegangan. Namun, keberhasilan upaya deeskalasi akan bergantung pada kemauan semua pihak untuk berkompromi dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
Situasi ini juga menyoroti pentingnya dialog dan kerja sama internasional dalam mencegah konflik berskala besar. Ketegangan yang tinggi di Timur Tengah dapat berdampak global, oleh karena itu, upaya kolektif dari komunitas internasional sangatlah krusial.
Kesimpulannya, pertemuan Prabowo dengan Putin menandai upaya Indonesia untuk berkontribusi dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. Situasi yang kompleks dan dinamis di kawasan tersebut membutuhkan pendekatan yang holistik dan kolaboratif untuk mencapai solusi yang langgeng.