Otoritas Perlindungan Konsumen Pusat (CCPA) di Delhi, India, mengambil langkah tegas untuk melindungi konsumen dari praktik manipulatif dalam perdagangan daring. Mereka telah meminta seluruh platform e-commerce di negara tersebut untuk melakukan audit internal guna mendeteksi dan memberantas penggunaan “pola gelap” dalam waktu tiga bulan ke depan.
Praktik “pola gelap” ini merujuk pada strategi manipulatif yang digunakan oleh perusahaan untuk mendorong pembelian produk atau layanan dengan harga di atas nilai sebenarnya, mengakibatkan kerugian finansial bagi konsumen. Langkah CCPA ini menjadi bukti komitmen pemerintah India dalam melindungi hak-hak konsumen di era digital.
Audit Internal Wajib untuk Platform E-commerce di India
CCPA menekankan pentingnya audit internal ini sebagai langkah proaktif dalam mencegah kerugian konsumen. Platform e-commerce diwajibkan untuk memeriksa seluruh layanan mereka dan memastikan tidak ada praktik “pola gelap” yang diterapkan.
Pelaksanaan audit ini harus menyeluruh dan transparan. Hasilnya diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai praktik-praktik yang berpotensi merugikan konsumen di setiap platform.
Definisi dan Contoh “Pola Gelap” dalam Perdagangan Daring
Pedoman Pencegahan dan Pengaturan Pola Gelap yang ditetapkan pada tahun 2023 mendefinisikan 13 jenis “pola gelap”. Beberapa di antaranya termasuk “false urgency” (rasa urgensi palsu), “basket sneaking” (menambahkan item tambahan tanpa persetujuan), dan “confirm shaming” (menciptakan rasa malu atau bersalah).
“False urgency” seringkali menggunakan taktik seperti menampilkan stok terbatas atau diskon waktu terbatas untuk memaksa konsumen melakukan pembelian secara impulsif. “Basket sneaking” menambahkan biaya tambahan pada tahap checkout tanpa persetujuan eksplisit pengguna.
Sementara itu, “confirm shaming” menggunakan frasa atau gambar yang membuat konsumen merasa bersalah jika mereka tidak membeli produk atau layanan tambahan. Contohnya, pesan seperti “Apakah Anda yakin ingin melewatkan asuransi perjalanan?” dapat termasuk dalam kategori ini.
Contoh Kasus “Pola Gelap”
Sebagai contoh, sebuah platform mungkin menampilkan pesan “Hanya tersisa 2 kamar! 30 orang lain sedang melihat ini sekarang!” untuk menciptakan rasa urgensi palsu. Atau, menambahkan asuransi perjalanan secara otomatis ke keranjang belanja tanpa persetujuan pengguna.
Contoh lain adalah sebuah platform yang menggunakan frasa seperti “I will stay unsecured” untuk menekan pengguna membeli asuransi, atau “charity is for rich, I don’t care” untuk mendorong donasi amal yang tidak diinginkan.
Kasus-kasus seperti ini sangat merugikan konsumen karena mereka tidak menyadari mereka tengah dimanipulasi. Oleh karena itu, identifikasi dan pemberantasan praktik “pola gelap” sangatlah penting.
Kerangka Kerja dan Tindakan Lebih Lanjut
Selain audit internal, pemerintah India juga telah membentuk kelompok kerja gabungan (JWG) yang terdiri dari berbagai pihak terkait. JWG ini bertugas untuk menyelidiki dan mengambil tindakan terhadap pelanggaran “pola gelap” di platform e-commerce.
JWG juga akan berperan penting dalam meningkatkan kesadaran konsumen tentang praktik “pola gelap” ini. Edukasi publik sangat penting agar konsumen mampu melindungi diri dari manipulasi online.
Daftar 13 jenis “pola gelap” yang telah ditetapkan pemerintah meliputi “forced action”, “subscription trap”, “interface interference”, “bait and switch”, dan “drip pricing”, serta beberapa praktik lain yang sama-sama merugikan. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda, namun tujuannya sama: memanipulasi konsumen untuk membeli lebih banyak.
Dengan adanya upaya pengawasan dan edukasi yang komprehensif dari pemerintah India, diharapkan praktik “pola gelap” dapat diminimalisir dan konsumen dapat berbelanja online dengan lebih aman dan nyaman.
Langkah-langkah yang diambil oleh CCPA menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi hak konsumen di era digital yang berkembang pesat. Peraturan yang jelas dan pengawasan yang ketat akan menciptakan iklim yang adil dan transparan di pasar e-commerce India, membantu membangun kepercayaan konsumen dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.