Di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, lahan tidur telah bertransformasi menjadi pusat pembibitan yang subur dan menjanjikan. Inisiatif ini, buah kerjasama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan warga setempat, telah memberikan alternatif mata pencaharian yang lebih baik bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang dulunya bekerja di pertambangan ilegal.
Program ini tak hanya meningkatkan taraf hidup, tetapi juga memberikan solusi berkelanjutan terhadap permasalahan lingkungan dan ketahanan pangan. Suksesnya program ini membuktikan bagaimana kolaborasi perusahaan dan masyarakat dapat menciptakan dampak positif yang signifikan.
Melon Golden Premium dan Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Pembibitan
Di Desa Tanjung Karangan, hamparan melon golden premium berwarna kuning emas menghiasi lahan seluas 1,5 hektare. Ini merupakan bagian dari SIBA Pembibitan, sebuah program yang mengubah lahan tidur menjadi pusat pembibitan yang produktif.
SIBA Pembibitan, diinisiasi oleh Zailani, seorang warga setempat, memberikan pekerjaan bagi warga desa, termasuk Suwarno, mantan pekerja tambang ilegal. Suwarno kini merasakan dampak positif program ini bagi kesejahteraan keluarganya.
Dengan sistem hidroponik yang ramah lingkungan, SIBA Pembibitan menghasilkan berbagai jenis tanaman, bukan hanya melon golden premium. Program ini mendukung program penghijauan dan reklamasi lahan.
Transformasi Desa Seleman: Budidaya Burung Puyuh
Sekitar 15 kilometer dari Tanjung Karangan, di Desa Seleman, PTBA juga mendorong transformasi ekonomi melalui budidaya burung puyuh. Tonidi, warga setempat yang dulunya bekerja di pertambangan ilegal, kini memimpin Kelompok Bangsal Pematang.
Kelompok ini, beranggotakan 15 orang, menerima bantuan dari PTBA berupa 200 ekor indukan burung puyuh, kandang, pakan, dan pelatihan. Usaha ini menghasilkan omzet sekitar Rp10 juta per bulan.
Tidak hanya telur puyuh yang menghasilkan keuntungan. Kotoran burung puyuh juga dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan dipasok ke SIBA Pembibitan. Ini menunjukkan sistem ekonomi sirkular yang efektif dan berkelanjutan.
Budidaya Ikan Gabus di Desa Tanjung Agung dan Program Desa Impian
Di Desa Tanjung Agung, PTBA mendukung pengembangan budidaya ikan gabus. Kelompok Ikan Gabus Putra Susukan, mitra binaan PTBA, baru saja melakukan panen perdana dengan hasil sekitar 150 kilogram ikan gabus.
Kelompok ini mendapat pasokan magot dari Kelompok Usaha Magot Tanjung Agung (KUMATA), juga binaan PTBA, untuk pakan ikan. Hal ini menunjukkan sinergi antar kelompok usaha dalam program ini.
Semua inisiatif ini, termasuk SIBA Pembibitan, Kelompok Bangsal Pematang, dan Kelompok Ikan Gabus Putra Susukan, merupakan bagian dari Program Desa Impian PTBA. Program ini bertujuan menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dan mendukung ketahanan pangan.
Program Desa Impian telah dijalankan di 6 desa/kelurahan di sekitar wilayah operasi PTBA, memberikan manfaat kepada 80 orang, termasuk mantan pekerja tambang ilegal dan ibu rumah tangga dari keluarga prasejahtera. Program ini menunjukkan komitmen PTBA dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
VP Sustainability PT Bukit Asam Tbk, Dedy Saptaria Rosa, menjelaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menciptakan alternatif pekerjaan yang berkelanjutan bagi kelompok rentan, serta mendukung program pemerintah terkait ketahanan pangan dan penanganan stunting.
Melalui inovasi dan kolaborasi, PTBA berhasil mentransformasikan lahan tidur menjadi sumber penghidupan baru bagi masyarakat, sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana sektor swasta dapat berperan aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat.
Keberhasilan program ini menginspirasi model pembangunan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal ini membuktikan bahwa pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dapat dicapai dengan melibatkan masyarakat dan memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal.
