Pernahkah Anda mengalami bau tak sedap dari pusar? Meskipun rajin mandi, terkadang sisa kotoran dapat menumpuk dan menimbulkan aroma yang mengganggu. Mengapa pusar bisa berbau? Mari kita bahas berbagai penyebab dan cara mengatasinya.
Penyebab Pusar Berbau
Bau tak sedap dari pusar bisa disebabkan oleh kebersihan yang kurang terjaga atau masalah kesehatan tertentu. Lokasi pusar yang tersembunyi membuat kita sering mengabaikan kebersihannya.
Kebersihan yang Buruk
Pusar merupakan tempat yang ideal bagi bakteri untuk berkembang biak karena bentuknya yang cekung dan lembap. Semakin dalam cekungan pusar, semakin banyak kotoran yang dapat menumpuk.
Sebuah penelitian dari University of Pittsburgh Medical Center (UPMC) menemukan bahwa pusar menjadi rumah bagi 67 jenis bakteri. Selain bakteri, jamur dan kuman lainnya juga dapat berkembang di area ini.
Kombinasi keringat, sel kulit mati, minyak, dan kotoran menciptakan lingkungan yang sempurna bagi pertumbuhan bakteri dan jamur, menghasilkan bau tak sedap yang mirip dengan bau ketiak.
Oleh karena itu, menjaga kebersihan pusar sangat penting untuk mencegah bau tak sedap dan masalah kesehatan lainnya. Bersihkan pusar secara teratur saat mandi.
Infeksi Jamur
Jamur Candida menyukai lingkungan yang hangat, gelap, dan lembap, seperti lipatan kulit di selangkangan, pusar, dan ketiak. Pertumbuhan berlebih Candida dapat menyebabkan infeksi intertrigo kandidal.
Infeksi ini ditandai dengan bau tak sedap, kemerahan, dan kulit bersisik. Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi jamur karena sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Infeksi Akibat Tindakan Tertentu
Beberapa tindakan tertentu dapat meningkatkan risiko infeksi pusar. Misalnya, tindik pusar dapat menyebabkan infeksi jika tidak dirawat dengan benar.
Gejala infeksi meliputi rasa sakit, nyeri, gatal, kemerahan, bengkak, dan keluarnya nanah atau cairan berwarna putih atau hijau. Prosedur operasi hernia umbilikalis juga dapat menyebabkan infeksi pada area pusar.
Kista
Kista di sekitar pusar dapat menyebabkan bau tak sedap. Kista sendiri biasanya jinak dan tidak menimbulkan rasa sakit kecuali jika terinfeksi.
Kista epidermoid, pilar, dan sebasea dapat tumbuh di pusar dan berpotensi terinfeksi. Jika kista terinfeksi, dapat pecah dan mengeluarkan cairan tebal, kuning, dan berbau busuk.
Kista yang terinfeksi juga ditandai dengan kemerahan, gatal, dan rasa nyeri saat disentuh. Peradangan dalam kista menghasilkan nanah dengan bau yang menyengat.
Cara Menghilangkan Bau Pusar
Cara mengatasi bau pusar bergantung pada penyebabnya. Namun, beberapa langkah berikut dapat membantu menghilangkan bau dan mencegahnya kembali.
Membersihkan Pusar Secara Teliti
Membersihkan pusar secara menyeluruh saat mandi adalah langkah paling efektif. Gunakan jari atau kapas lembut untuk membersihkan bagian dalam pusar dengan perlahan.
Pastikan untuk mengeringkan pusar dengan handuk bersih setelah mandi untuk mencegah kelembapan yang dapat memicu pertumbuhan bakteri.
Kompres Air Hangat dan Garam
Larutan air hangat dan garam dapat membantu membersihkan pusar dan meredakan iritasi ringan. Campurkan sedikit garam ke dalam air hangat dan gunakan untuk membersihkan pusar.
Konsultasi Dokter
Jika bau pusar disertai gejala infeksi seperti rasa sakit, kemerahan, pembengkakan, atau keluarnya cairan, segera konsultasikan ke dokter. Dokter dapat mendiagnosis penyebabnya dan memberikan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
Bau pusar bisa disebabkan oleh berbagai faktor, dari kebersihan yang buruk hingga infeksi atau kista. Menjaga kebersihan pusar dengan mandi secara teratur dan membersihkannya dengan lembut sangat penting.
Jika bau disertai gejala lain, segera periksakan diri ke dokter. Pengobatan yang tepat akan membantu menghilangkan bau dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Dengan perhatian dan perawatan yang tepat, Anda dapat menjaga kebersihan dan kesehatan pusar serta mencegah timbulnya bau tak sedap.