Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menyelidiki penyebab pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Penyelidikan dilakukan dengan berbagai metode, termasuk penggunaan drone untuk pemetaan udara dan pemeriksaan langsung menggunakan alat khusus untuk menganalisis kondisi lapisan tanah dan bebatuan.
Hasil sementara menunjukkan bahwa faktor geologi menjadi penyebab utama. Permukaan tanah terdiri dari material lepas yang porous, sementara di bawahnya terdapat lapisan batu lempung yang kedap air dan licin jika basah. “Untuk sementara, hasil pemeriksaan kami menunjukkan bahwa penyebab utama pergerakan tanah ini adalah faktor geologi. Permukaan tanah terdiri dari material lepas yang poros, sedangkan di bawahnya terdapat lapisan batu lempung yang kedap air dan licin seperti sabun bila basah,” ungkap Ketua Tim Tanggap Darurat PVMBG Iqbal Eras Putra pada Senin, 16 Juni 2025.
Lapisan batu lempung inilah yang membuat lapisan tanah di atasnya labil, terutama saat jenuh air akibat hujan berkepanjangan. Tim PVMBG juga melakukan pengecekan morfologi dan penggalian ringan untuk melihat lapisan bawah permukaan. “Kami menemukan bahwa lapisan bawahnya bukan tanah biasa, melainkan batu lempung. Ini memperkuat dugaan bahwa faktor geologi sangat berpengaruh pada kejadian ini,” tambah Iqbal.
Meskipun ditemukan retakan pada struktur batu lempung, Iqbal menegaskan tidak ditemukan indikasi adanya patahan aktif di wilayah tersebut. Retakan tersebut merupakan pola umum yang biasa ditemukan pada jenis batuan tersebut. Kondisi geologis ini yang menyebabkan tanah menjadi labil dan mudah bergerak.
Sejarah Pergerakan Tanah di Pasirmunjul
Badan Geologi Kementerian ESDM mencatat beberapa kejadian pergerakan tanah di Desa Pasirmunjul sejak April 2025. Kejadian-kejadian tersebut tercatat terjadi pada 20 April pukul 22.00 WIB, 23 April pukul 20.00 WIB, 19 Mei pukul 07.00 WIB, 21 Mei, dan 14 Juni.
Daerah bencana terletak di perbukitan dengan ketinggian 370 meter di atas permukaan laut dan memiliki kemiringan lereng yang cukup curam. Morfologi daerah tersebut turut mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap pergerakan tanah.
Tanggap Darurat dan Dampak Bencana
Pemerintah Kabupaten Purwakarta telah menetapkan status tanggap darurat dan mengimbau masyarakat menjauhi lokasi bencana untuk mencegah potensi bencana susulan. Pemkab juga bekerja sama dengan PVMBG dan BNPB untuk melakukan kajian lebih lanjut.
“Per hari ini kami tetapkan status menjadi tanggap darurat, kemudian kami akan menyiapkan penanganan lanjutan seperti mempersiapkan relokasi bagian warga terdampak,” jelas Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein pada Senin, 16 Juni 2025.
Sekda Purwakarta, Norman Nugraha, menambahkan bahwa frekuensi pergerakan tanah telah berubah. Sebelumnya, pergerakan tanah terjadi setiap lima menit, kini menjadi satu jam sekali. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menjauhi lokasi bencana.
“Segala upaya berupa bantuan logistik semaksimal mungkin untuk segera didistribusikan sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat di lokasi pengungsian. Jadi kami mengimbau masyarakat tidak beraktivitas di sekitar lokasi bencana,” imbau Norman pada Selasa, 17 Juni 2025.
Bencana tanah bergerak ini merupakan yang terbesar sejak 2007, menurut Norman. BPBD Jawa Barat melaporkan sekitar 250 warga mengungsi akibat bencana ini. Sekitar 70 bangunan rusak, termasuk 57 rumah yang rusak berat. Puluhan makam keluarga di Kampung Cigintung juga terpaksa dipindahkan.
Data BPBD Purwakarta menunjukkan bahwa hingga 11-14 Juni 2025, pergerakan tanah telah menjalar sejauh 20 meter dari titik awal dan terus bertambah setiap 10 menit. Situasi ini membutuhkan penanganan darurat yang serius dan komprehensif.
Kesimpulan: Pergerakan tanah di Purwakarta merupakan bencana kompleks yang disebabkan oleh faktor geologi, diperparah oleh curah hujan tinggi dan kondisi morfologi daerah. Tanggap darurat telah diterapkan, namun diperlukan upaya jangka panjang untuk mitigasi bencana serupa di masa mendatang, termasuk relokasi warga terdampak dan studi geologi lebih mendalam.